Tampilkan postingan dengan label Berita Internasional Afrika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita Internasional Afrika. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Agustus 2009

Kelaparan Mengancam 8 Juta Warga Somalia Dan Kenya

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa Somalia terancam oleh krisis kemanusiaan terburuk sejak pecahnya perang sipil (saudara) pada tahun 1991. Akibatnya, hampir setengah dari populasi penduduknya terancam kelaparan karena pertempuran, kekeringan, dan melambungnya harga-harga kebutuhan pokok.

Menurut laporan dari Unit Analisis Ketahanan Pangan dan Gizi di Food and Agriculture Organization bahwa ada sekitar 3,7 juta orang yang memerlukan bantuan darurat saat ini. Bahkan ini merupakan kemerosotan yang cukup besar dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu, sebab jumlahnya meningkat sebesar 17,5%, ini seperti yang dikatakan oleh penasihat untuk urusan Somalia, Holman Cindy.

Holman mengatakan bahwa masalahanya semakin bertambah buruk, mengingat pertempuran terjadi khususnya di daerah-daerah yang mengalami masalah yang signifikan dalam hal gizi buruk, dan kurangnya ketersediaan makanan. Sementara itu yang paling banyak membutuhkan bantuan kemanusiaan adalah di daerah tengah dan selatan negara, di mana pertempuran paling sengit terjadi. Bahkan tiga seperempat penduduk di sana sedang membutuhkan bantuan darurat.

Menurut Unit Analisis Ketahanan Pangan dan Gizi bahwa satu dari setiap lima anak sedang menderita kurang gizi, bahkan ada lima penderita yang saat ini dalam kondisi serius. Hampir 18 ribu orang telah tewas sejak dimulainya pertempuran di Somalia pada bulan Januari 2007 pada saat dilakukanpenggulingan terhadap Pengadilan Islam, dan sekitar 1,5 juta orang mengungs. Sementara beberapa ratus ribu di antaranya pergi mencari perlindungan ke negara tetangga, Kenya. Sehingga, menurut PBB di sana juga ada 3,8 juta orang yang membutuhkan bantuan darurat dalam waktu enam bulan.

Burkhard Oburlei pejabat di Kenya pada Program Pangan Dunia mengatakan bahwa jumlah anak-anak yang meninggal di negara ini jumlahnya semakin dan terus bertambah. Sehingga, menurutnya harus segera dibunyikan alarm yang menunjukkan adanya ancaman bahaya. Apalagi gelombang kekeringan terus melanda Kenya, ditambah menurunnya produksi jagung sekitar 28% dibandingkan dengan produksi lima tahun terakhir, dan naiknya harga-harga kebutuhan sekitar 130% dari rata-rata harga biasanya.

Untuk itu, Kenya membutuhkan bantuan darurat sekitar 230 juta dolar dalam waktu enam bulan, menurut Program Pangan Dunia, yang mengatakan bahwa gizi buruk menimpa empat dari setiap lima anak di beberapa daerah, dimana 285 ribu di antaranya sedang menderita kekurangan gizi serius, seperempat bahkan lebih sedang terancam kematian jika tidak segera mendapat perawatan.

Program Pangan Dunia meminta dana sebesar 200 juta dolar. Ini merupakan dana yang mendesak untuk menjalankan operasinya di Ethiopia, Djibouti, Somalia, dan Uganda. Akan tetapi, dana yang dibutuhkan itu saat ini sulit didapati, karena resesi ekonomi di negara-negara donor Barat. (mediaumat.com)

»»  read more

Selasa, 11 Agustus 2009

Matinya Kehidupan Malam di Algeria

Era 90-an, Algeria adalah surga dunia. Orang menyebutnya sebagai Paris Afrika, karena betapa bebasnya kehidupan di negara ini. Segala macam tempat hiburan tersedia di sini.

Namun hari ini, tak ada lagi bar atau restoran dan tempat-tempat yang identik dengan remang-remang itu. Negara di belahan utara Afrika ini memang terkenal toleran dan pemerintahnya sekuler, tapi kehidupan malamnya sudah kelewat batas.

Dalam satu tahun belakangan ini, setidaknya sebanyak 40 bar, restoran, dan klub malam telah ditutup. Penutupan itu dilakukan sendiri oleh pemerintah Algeria. Namun, hal ini terjadi karena adanya keinginan dari warga Algeria sendiri. Saat ini di Algeria terdapat sekitar 32 juta orang yang beragama Islam. Mungkin karena jumlah yang banyak itu pula, alkohol misalnya, dilarang di negeri ini, sebagai bentuk penghormatan.

Kehidupan malam yang bebas di Algeria tak lepas dari penjajahan Prancis. Ketika tahun 1966 Algeria merdeka, tidak heran jika paham sosialis yang banyak melatarbelakangi pemerintahannya. Namun, para muslim di negara itu tak pernah diam untuk menginginkan aspirasi mereka diperhatikan.

Di Algeria terkenal tragedi “Dekade Hitam” di mana sebanyak 200.000 orang diperkirakan mati karena serangan pemerintah. Peristiwa ini terjadi pada 1992, ketika tentara membatalkan pemilu karena kandidat orang Islam diperkirakan akan menang.

Pemberitaan tentang perkembangan Islam di Algeria ini selalu dengan kover bahwa aksi kekerasan berada di belakangnya, seperti pemaksaan pemakaian jilbab, pelarangan merokok di tempat umum pada bulan Ramadhan, atau pengadilan mereka yang murtad dari agama Islam. Padahal, kesadaran masyarakat adalah sesuatu yang menyebabkannya.

Rakyat Algeria, sudah melihat ber[uluh tahun lamanya negaranya tenggelam dalam kemorosotan akhlaq yang membahayakan negerinya. Rachid Tlemcani, seorang professor politik di Universitas Algiers berkata, “Kami tengah menyaksikan pertumbuhan Islam dalam kehidupan masyarakat.” (sa/ap)

»»  read more

Followers