Tampilkan postingan dengan label berita umum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berita umum. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 Januari 2010

Siapa yang Akan Membebaskan Aafia Siddiqui?

Oleh Abdul-Kareem

Pada bulan Maret 2009, dua orang wanita jurnalis AS, Euna Lee dan Laura Ling ditangkap oleh penjaga perbatasan Korea Utara ketika sedang membuat laporan untuk Current TV yang berbasis di California. Mereka kemudian diadili dan dihukum 12 tahun penjara karena “tindakan bermusuhan” dan masuk secara ilegal ke Korea Utara. Setelah mereka dipenjara, Amerika dengan tak kenal lelah bekerja untuk membebaskan para wanita itu dan pada bulan Agustus 2009 mantan Presiden AS Bill Clinton berbicara dengan Presiden Korea Utara Kim Jong Il mengenai masalah itu. Pertemuan itu membuahkan hasil dan kedua wanita itu kemudian dibebaskan.
Pada bulan Maret 2003, seorang wanita juga ditangkap dan dipenjarakan. Namanya Aafia Siddiqui. Seperti halnya wartawan AS itu, ia juga seorang wanita yang belajar dan bekerja di Amerika dan ketiga anaknya memiliki kewarganegaraan Amerika. Tapi berbeda dengan para jurnalis Amerika Serikat tadi yang ditangkap enam tahun kemudian, ia adalah seorang Muslim dan ia tidak mempunyai pemimpin yang mau mengurusi permasalahannya.

Inilah kisahnya…
Dr. Aafia Siddiqui lahir di Karachi, Pakistan, tanggal 2 Maret 1972. Dia adalah salah seorang dari tiga anak Mohammad Siddiqui, seorang dokter yang mendapat pelatihan di Inggris, dan Ismet. Dia adalah ibu dari tiga orang anak dan juga seorang penghapal (hafiz) Quran. Aafia dan ketiga anaknya itu ditangkap oleh agen intelijen Pakistan pada bulan Maret 2003 dan diserahkan kepada orang-orang Amerika di Afghanistan di mana dia dipenjarakan di Bagram dan dia berulang kali diperkosa, disiksa dan dilecehkan selama bertahun-tahun. Sebuah laporan yang ditulis dalam bahasa Urdu di media Pakistan pada waktu itu mengatakan bahwa Aafia dan ketiga anaknya terlihat sedang ditangkap oleh pihak berwenang Pakistan dan dibawa ke tahanan.
Moazzam Begg, dan beberapa mantan tawanan dari Amerika melaporkan bahwa seorang tahanan perempuan, bernama “tawanan 650″, ditangkap di Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan. Yvonne Ridley dari Cageprisoners.com menulis tentang “tawanan 650″ itu (Aafia), penyiksaan dan pemerkosaan terhadapnya yang dilakukan berulang-ulang selama lebih dari empat tahun.
“Jeritan yang tidak berdaya wanita (ini ) yang dilakukan dengan siksaan itu bergema di penjara itu sehingga memaksa tahanan-tahanan lain terus melakukan mogok makan.” Yvonne menyebutnya sebagai “perempuan beruban (karena) dia nyaris seperti hantu, seperti momok yang menangis dan terus berteriak yang menghantui orang-orang yang mendengarnya. Hal ini tidak akan pernah terjadi pada seorang wanita Barat.”

Baik pemerintah Pakistan maupun para pejabat AS di Washington menyangkal mengetahui tentang pemenjaraan Aafia sampai keberadaanya terungkap keluar dan mulai mendapat perhatian media. Tuduhan-tuduhan yang dibuat-buat kemudian diajukan terhadap dirinya bahwa ia terlibat dalam terorisme dan klaim yang menggelikan bahwa dia berhasil merebut senjata dari tentara AS dan menembaki perwira AS.

Pada tanggal 7 Agustus 2008 sebuah artikel di The News mengungkap beberapa perawatan yang didapatkan Aafia ketika dikenai tahanan sementara di Amerika.

  • salah satu ginjalnya diambil
  • giginya diambil
  • hidungnya patah, dan dipasang kembali dengan posisi tidak semestinya
  • Luka tembak yang baru didapatkannya ditutup dengan tidak layak, dengan darah yang mengalir, sehingga meninggalkan pakaiannya basah bersimbah dengan darah.

Pada tanggal 4 Agustus 2008, para jaksa federal di Amerika Serikat menegaskan bahwa Aafia Siddiqui telah diekstradisi ke AS dari Afghanistan di mana mereka mengatakan bahwa dia telah ditahan sejak pertengahan Juli 2008. Pemerintah AS menyatakan bahwa dia ditangkap oleh pasukan Afghan di luar kompleks gubernur Ghazni dengan membawa manual bahan peledak dan zat berbahaya yang dimasukkan dalam stoples tertutup. Mereka lebih lanjut menyatakan bahwa selama dia berada di tahanan dia menembaki para perwira AS (padahal tidak ada yang terluka) sementara dirinya lah yang terluka selama proses penahanan itu.

Pada tanggal 11 bulan Agustus, 2008, sebuah laporan dari Reuters menyebutkan bahwa ia muncul di sidang dengan kursi roda, dan bahwa para pengacara meminta hakim untuk memastikan bahwa ia menerima perawatan medis. Elizabeth Fink, salah seorang pengacaranya , mengatakan kepada Hakim:
“Dia telah ada di sini, pak hakim, selama satu minggu dan dia belum mendapatkan perawatan seorang dokter, meskipun mereka (pemerintah AS) tahu dia telah ditembak.”

Pengacara Aafia, Elizabeth Fink, itu mengatakan kepada seorang hakim federal di New York bahwa Aafia menunjukkan tanda-tanda bahwa ia telah dipenjara dan diperlakukan dengan tidak manusiawi selama jangka waktu yang panjang. Menurut dokumen-dokumen yang diungkap di pengadilan oleh Fink, Aafia mengatakan kepada staf penjara bahwa ia takut anaknya kelaparan dan disiksa, dan meminta mereka untuk mengambil jatah makanan dari nampannya dan kirimkan kepada anaknya di Afghanistan.

Pengacara lainnya, Elaine Whitfield Sharp, mengatakan, “Kami tidak tahu ia ada di Bagram untuk waktu yang lama. Itu adalah waktu yang lama. Menurut klien saya dia ada di sana selama bertahun-tahun dan ia ditahan di tempat tahanan Amerika; perlakuan terhadapnya mengerikan.

Aafia masih berada dalam fasilitas penahanan AS di New York, kesehatannya yang buruk, adalah karena tindakan penggeledahan yang merendahkan dan memalukan terlihat setiap kali ia menerima kunjungan atau muncul di pengadilan. Dia kemudian menolak bertemu dengan pengacara. Telah dilaporkan bahwa dia mungkin menderita kerusakan otak dan bahwa sebagian ususnya mungkin telah dipotong. Pengacaranya mengatakan bahwa gejala-gejala yang ditunjukkannya mirip dengan penderita Penyakit Tekanan Mental Pasca Trauma (‘Post Traumatic Stress Disorder’).

Persidangan Aafia Siddiqui akan mulai minggu ini.

Karena ketiadaan Khilafah, dia bersama dengan setiap muslim lainnya di dunia pada hakekatnya tanpa kewarganegaraan dan sebagaimana adanya berita kenabian yang dibawa oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم bahwa kita seperti buih dan sampah yang dibawa turun oleh air yang deras.

“Orang-orang akan segera memanggil satu sama lain untuk menyerang kamu ketika mereka sedang makan dan mengundang yang lainnya untuk berbagi makanan.” Seseorang bertanya, “Apakah hal itu karena jumlah kami kecil pada waktu itu?” Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Tidak, pada waktu itu kamu banyak tetapi kamu akan seperti buih dan buih itu dibawa turun dengan air yang deras , dan Allah akan mengambil rasa takut kamu dari hati musuh kamu dan mencampakkan al-wahn ke dalam hatimu. ” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah al-wahn itu ?” Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” [HR Abu Dawud dan Ahmad]
Wahan lah yang menyebabkan pihak berwenang Pakistan untuk menculik dan menyerahkan perempuan Muslim itu kepada Amerika meskipun Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lain, sehingga ia tidak boleh menindas yang lain, juga tidak boleh menyerahkannya ke tangan seorang penindas. [Bukhari]

Wahan lah yang mencegah setiap penguasa di dunia Muslim untuk mengangkat telunjuknya untuk membantu melindungi kehormatan seorang perempuan dan membebaskan bukan hanya Aafia tetapi ribuan kaum Muslim yang dipenjara di Guantanamo, Bagram, dan pusat-pusat penahanan rahasia CIA meskipun Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: “Sesungguhnya adalah wajib atas umat Islam untuk membebaskan tawanan mereka atau untuk membayar tebusan.”
Wahan lah yang menyebabkan para penguasa di dunia Muslim untuk memenjarakan, menyiksa dan menganiaya ratusan ribu Muslim yang tulus di ruang bawah tanah mereka meskipun Hakim bin Hisyam berkata; “Aku bersaksi bahwa aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata;” Allah akan menghukum orang-orang yang menghukum orang-orang di Dunia. ‘ “[Muslim]
Kita harus ingat bahwa kita tidak selalu tanpa kewarganegaraan. Ketika Negara Islam ada di masa lalu, kehormatan perempuan muslim dilindungi dan tahanan Muslim dibebaskan.

Pada zaman Nabi صلى الله عليه وسلم seorang tukang emas Yahudi Bani Qainuqa menganiaya kehormatan seorang perempuan Muslim dengan mengikat pinggir bajunya sehingga menyebabkan tubuhnya tersingkap. Saat itu, seorang pria Muslim kebetulan berada di sana dan membunuh orang Yahudi itu. Kemudian orang-orang Yahudi membalas dengan membunuh orang muslim itu. Keluarga pria itu memanggil kaum Muslim untuk membantu dan Nabi صلى الله عليه وسلم mengirimkan pasukan melawan mereka dan setelah 15 hari pengepungan seluruh suku Bani Qainuqa diusir dari Madinah.

Imam bin Atsir mencatat dalam kitab ‘Kamil’ kisah terkenal seorang wanita Muslim yang ditangkap oleh orang-orang Roma dan ditahan di tempat yang bernama ‘Amuriyyah. Tidak puas dengan hanya menangkapnya, mereka mencoba merampas kehormatannya juga. Karena ketakutan dan sendirian dia kemudian memanggil nama Khalifah, “[Ya Mu'tasim] Billah.” Seorang pria menyaksikan kejadian ini dan bergegas kepada Khalifah memberitahukan kepadanya tentang apa yang telah terjadi. Ketika ia mendengar penderitaan wanita ini ia menjawab dengan berani, “Labbaik [Saya di sini mendengar panggilan Anda].” Dia menyiapkan sebuah pasukan besar dan berangkat untuk berperang dan untuk menyelamatkan perempuan itu. Pasukan Mu’tasim kemudian menaklukkan musuh dan memasuki ‘Amuriyyah. Setelah menghancurkan benteng musuh, mereka datang kepada perempuan itu dan membebaskannya.
Khalifah Umar bin Abdul-Aziz mengirim surat kepada para tahanan perang Muslim di Konstantinopel. Dia mengatakan kepada mereka:
“Kamu menganggap dirimu sebagai tahanan perang. Padahal kamu bukan tahanan perang. Kamu terkunci di jalan Allah. Aku ingin kamu tahu bahwa setiap kali aku memberikan sesuatu kepada kaum Muslim, aku memberikan lebih banyak untuk keluarga kamu dan aku mengirimkan sekitar 5 dinar untuk setiap salah satu dari kamu dan seandainya bukan karena aku takut bahwa diktator Romawi akan mengambilnya dari kalian, aku akan mengirimkan lebih. Aku juga telah mengirim banyak untuk menjamin pembebasan setiap salah satu dari kalian tanpa memikirkan berapa biayanya. Jadi bersukacitalah! Assalamu Alaikum. “

Wahai Amerika dan sekutu-sekutunya!

Hari ini anda membunuh orang-orang kami, perempuan dan anak-anak kami, menyiksa dan memenjarakan kami dan mencuri sumber daya kami. Tapi Anda harus menyadari hal ini hanyalah sementara. Kebangkitan Islam adalah berjalan dengan cepat dan wahn perlahan-lahan pudar dengan adanya interaksi pemikiran Islam yang kuat. Anda tahu ini dan itulah sebabnya Anda memulai perang melawan teror dan mengapa Anda menghabiskan miliaran dolar untuk menduduki tanah kami.

Ketika pertolongan Allah SWT tiba dan negeri-negeri Muslim bersatu di bawah satu Khalifah, bukan lagi ilusi bahwa Khilafah akan memanfaatkan semua pusat politik, ekonomi dan militer untuk membebaskan tahanan muslim dan melindungi kehormatan para perempuan kami. (khilafah.com, 17/1/2010)

»»  read more

Selasa, 11 Agustus 2009

KONFERENSI KHILAFAH DIGELAR DI SELURUH DUNIA ; PENDUKUNG SEKULERISME MERADANG

Seruan penegakan Khilafah dikumandangkan di seluruh dunia. Bertepatan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj , pada bulan Rajab juga, Khilafah Islam dihapuskan oleh Kamal At Tartuk dengan bantuan negara imperialis Inggris. Untuk mengingatkan kembali kewajiban penegakan Khilafah dan mengokohkan perjuangan penegakan Khilafah bersama ummat , Hizbut Tahrir mengorganisir konferensi Khilafah di berbagai belahan dunia.

Indonesia

Di Indonesia, sekitar 7.000 ulama hadir dalam Muktamar Ulama Nasional (MUN) di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (21/7). Mereka sepakat untuk mendukung perjuangan menegakkan syariah dan khilafah. Wujud dukungan para ulama itu dituangkan dalam Mitsaq al-Ulama (Piagam Ulama).

Palestina

Konferensi juga diberlangsungkan berbagai daerah di Palestina termasuk di jalur Gaza. Ribuan anggota dan pendukung Hizbut Tahrir berkumpul untuk mengikuti festival publik bertema, “Khilafah, Mengalahkan Musuh Kalian dan Sumber Kemuliaan Kalian” di jalan Salahuddin, Jalur Gaza, Senin, 20/07/09.

Sementara itu, di daerah Halhul, Palestina, yang sedianya akan digelar pada hari Rabu, 22/07/09, dicegah oleh Otoritas Sekular Palestina. Pihak keamanan menjaga ketat dan menutup tempat digelarnya pembicaraan seputar seruan penegakkan kembali Khilafah.

Ukraina

Di Ukraina, sekitar 800 orang memadati kursi Teater Ukraina menghadiri Konferensi Khilafah yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Ukraina, Ahad, 19/07/09. Konferensi kali ini mengangkat tema, “Dari Penindasan dan Ketidakadilan Kapitalisme Menuju Cahaya Islam”.

Amerika Serikat

Acara yang sama digelar di jantungnya Kapitalisme dunia Amerika Serikat. Ratusan orang memadati tempat duduk yang tersedia di Hotel Hilton, Chicago. Konferensi Khilafah ini merupakan yang digelar pertama kalinya secara terbuka oleh Hizbut Tahrir Amerika, Ahad, 19/07/09. ABC TV Amerika menyebutkan sekitar 700 orang ikut serta dalam konferensi tersebut

Konferensi yang mengangkat tema, “Keruntuhan Kapitalisme dan Kebangkitan Islam” ini untuk memperkenalkan Islam sebagai solusi alternatif untuk menggantikan kapitalisme yang kini telah gagal.

Khilafah menjadi perbincangan hangat, baik sebelum penyelenggaraan konferensi maupun setelah digelarnya konferensi. Sebagian kalangan yang benci Islam merasa gerah dengan adanya penyelenggaraan konferensi ini. Belasan orang melakukan protes di depan Hotel Hilton. Mereka mempertanyakan alasan kelompok Hizbut Tahrir diizinkan menggelar konferensi. Padahal, sekelompok orang yang berdemo itu menyebutkan dirinya pengusung demokrasi.

Kanada

Khilafah juga siap menggentarkan Kanada. Anggota Hizbut Tahrir di Kanada menjadi tuan rumah Konferensi Khilafah di Mississauga untuk membicarakan penegakkan kembali Khilafah. Konferensi yang akan digelar pada Jumat, 31/07/09 ini memberitahukan keberadaan Hizbut Tahrir di Kanada untuk pertama kalinya kepada publik. Pengamat, Medeliene Gruen menyebutkan, seperti Hizbut Tahrir Amerika, ini menunjukkan transisi baru ke tahap kedua dari tiga tahap strategi HT.

Sebagian pihak Barat dan mengatasnamakan pembela kebebasan mulai meradang mendengar kabar adanya konferensi yang akan digelar di Ontario, Kota Mississauga, Kanada itu. Lagi-lagi, para pembenci Islam terus melancarkan propaganda buruk untuk menjauhkan masyarakat dunia dari seruan cahaya Islam tersebut.. Responsible for Equality and Liberty (REAL) meminta beberapa pihak untuk membatalkan kegiatan intelektual oleh Hizbut Tahrir itu digagalkan.

Bangladesh

Upaya menghalangi penegakan Khilafah juga dilakukan rezim sekuler Bangladesh. Hizbut Tahrir Bangladesh berencana mengadakan konferensi nasional di Dhaka, Selasa, 21 Juli 2009. Pada waktu yang telah dijadwalkan, yakni pukul 04:00 waktu setempat, lebih dari 1.000 anggota dan pendukung partai berkumpul di tempat diselenggarakannya konferensi. Namun, polisi mencoba menghentikan konferensi yang mengangkat tema, “Khilafah untuk Bangladesh” tersebut.

Polisi menghalangi ribuan kaum Muslim yang memenuhi seruan Hizbut Tahrir untuk menghadiri konferensi tersebut dan polisi juga mengunci pintu-pintu aula. Menyikapi hal tersebut, pihak jurubicara berkata, “Kekuatan penjajah kafir telah gagal untuk menyembunyikan seruan Khilafah dan begitu juga agen-agen mereka.” Pihak polisi meminta orang-orang meninggalkan tempat yang telah direncanakan.

Turki

Kepolisian menangkap 200 aktivis Hizbut Tahrir di Turki, dua hari sebelum pelaksanaan Konferensi Khilafah yang sedianya akan digelar Ahad, 26/07/09. Penangkapaan itu dilakukan pada hari Jumat secara serentak di 23 provinsi. Seperti halnya di negeria-negeri lainnya, Hizbut Tahrir di Turki berencana akan menggelar Konferensi Khilafah yang dijadwalkan pada hari Ahad, 26/07/09 di Istambul. Tema yang diangkat adalah, “Kondisi Dunia Islam dan Langkan Menuju Khilafah”.

Rupanya penguasa Turki merasa ketakutan dengan gencarnya seruan penegakkan Khilafah di negeri bekas kekuasaan Khilafah Utsmani itu dengan menuduh HT sebagai organisasi teroris. Namun, semua pihak mengetahui termasuk yang dikutip beberapa media internasional, gerakan yang lahir pada tahun 1953 ini tak pernah terbukti menggunakan kekerasan dalam perjuangannya. Penangkapan itu sebagai bukti kekalahan intelektual penguasa rezim Turki yang tidak mampu menghadapi ajakan debat intelektual dari Hizbut Tahrir.

“Kami do’akan agar ALLAH Swt. memberikan kesabaran untuk bisa melalui ujian ini. Allah Swt. menguji mereka yang Ia cintai. Penahanan ini merupakan aksi pemerintah Turki yang gelap mata dan menunjukkan kekuatan Hizb ut Tahrir dan tingginya intensitas seruan menuju Khilafah di Turki,” komentar salah satu situs hizbut tahrir.

“Erdogan dan jajaran pemerintahnya harus tahu bahwa penahanan ini tidak akan menghentikan datangnya kemenangan dari ALLAH Swt. dan kembalinya Khilafah,” tambahnya lagi.

Inggris

Ribuan orang menghadiri Konferensi Nasional Hizbut Tahrir Inggris, “Perjuangan untuk Islam dan Seruan untuk Khilafah”, di London, Ahad, 26/07/09. Di tengah-tengah kampanye barat untuk mencegah seruan penerapan syariah dan khilafah, kaum Muslim di Inggris berbicara untuk menyampaikan pesan-pesan kepada dunia, baik Muslim maupun non-Muslim. Mereka juga menawarkan solusi Islam dalam segala aspek kehidupan yang diterapkan oleh Khilafah sebagai alternatif kapitalisme yang kini telah gagal.

Konferensi dibuka oleh Dr. Abdul Wahid, Ketua Komite Eksekutif Hizbut Tahrir Inggris, yang berbicara tentang peningkatan propaganda anti-Islam di Barat dan dunia. Menurutnya, dengan penggunaan isu terorisme dan ekstrimisme pemerintah Barat telah memulai sebuah kampanye untuk mencegah dunia Muslim mendirikan pemerintah Islam, yakni Khilafah, yang akan membebaskan dunia Muslim dari teror dan hegemoni Barat. Seriap hari, umat Islam terkena penghinaan dan serangan di media dalam masalah aqidah, hijab, syariah dan Khilafah.

Berkembangnya seruan untuk Khilafah di dunia Muslim telah menyebabkan meningkatnya kegelisahan di kota-kota Barat. Untuk menggagalkan seruan ini, Barat mendukung para penguasa boneka untuk melakukan semua hal dalam menghentikan pekerjaan politik Hizbut Tahrir. Walaupun berbagai penyiksaan dan teror kepada para anggota Hizbut Tahrir, usaha hizb terus tumbuh dan seruan untuk Khilafah itu kini diemban oleh jutaan umat Muslim di seluruh dunia.(mediaumat.com/syabab.com)

»»  read more

Selasa, 04 Agustus 2009

Penulis Rusia dan Amerika: Khilafah Akan Kembali Tegak

Keyakinanan akan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah tidak hanya diyakini oleh para pejuang penegak Khilafah saja. Para penulis Barat juga meramalkan Khilafah akan kembali tegak di waktu yang akan datang. Jika orang Barat saja percaya Khilafah akan kembali tegak, mengapa sebagian kaum Muslim menyangsikan kehadirannya? Akan adanya kembali Khilafah Rasyidah ‘ala minhajin nubuwwah yang kedua telah dikabarkan oleh Rasulullah Saw dan umat Islam akan berkuasa telah dijanjikan oleh Allah Swt. Sudah sepatutnya kaum Muslim bersegera bahu-membahu untuk mewujudkannya. Berikut dua berita terkait penulis Rusia dan Amerika yang menyatakan bahwa Khilafah akan kembali tegak.



Khilafah Tahun 2020 Di Dalam Pandangan Seorang Penulis Rusia ..!!

Rilis dari buku “Rusia .. Imperium ketiga

Akhir-akhir ini, di Rusia telah diterbitkan sebuah buku yang berjudul “Rusia .. Imperium ketiga,” ditulis oleh “Michael Buriyev“, direktur sebuah perusahaan Rusia dan Wakil Presiden Rusia Union of Industrialists dan Wakil Ketua Duma (Rusia Assembly).

Buku tersebut menyingung masa depan Rusia. Pada Coverian dalam buku berisi peta dunia menampilkan beberapa negara dan Eropa terletak di dalam batas-batas dari Rusia.

Penulis mengatakan bahwa ia memperediksi aka nada beberapa Negara Besar di dunia yang akan muncul pada tahun 2020. Saat itu,akan terdapat empat atau lima negara berperadaban ,yaitu Rusia, yang akan menguasai benua Eropa,Cina, Negara Timur Jauh, Negara Khilafah Islam dan Negara konferderasi Amerika yang akan menggabungkan Amerika Utara dan Amerika Selatan.

Penulis tidak bisa memastikan bahwa hanya Rusialah yang akan menguasai benua Eropa. Tapi ia meyakini bahwa peradaban Barat pasti akan lenyap. Pasti akan diperangi atau dikuasai oleh beberapa Negara tersebut.

Tentang system yang akan diadopsi oleh Imperium ketiga itu, penulis mengatakan” sisitem itu adalah system kapitalis yang sebenarnya,yaitu sistem yang mampu memproduksi devisa paling besar dan memberikan peluang kerja untuk semua orang.

Sumber: Al-Aqsa.org, 19 Februari 2009




Resensi Buku: Kejatuhan dan Kebangkitan Negara Islam

Dalam bukunya yang terbit di tahun 2008 berjudul “Kejatuhan dan Kebangkitan Negara Islam”, Profesor Noah Feldman di Harvard menyatakan bahwa kemunduran Syariah Islam di masa lalu akan diikuti dengan kebangkitan Syariah Islam, suatu proses yang berakhir pada terbentuknya Khilafah Islam. Feldman adalah salah satu anggota komisi luar negeri New York. Buku-buku karangan dia sebelumnya juga membuat kejutan, seperti “Paska Jihad: Amerika dan Perjuangan Demokrasi Islam” (2003), “Hutang Kita Kepada Iraq: Perang dan Etika Membangun Negara” (2004), dan “Dipisah oleh Tuhan: Problema Pemisahan Negara dan Agama di Amerika — Apa yang Harus Kita Lakukan” (2005).

Bagi Feldman, beberapa kondisi tertentu diperlukan untuk memenuhi proses kebangkitan. Negara Islam akan menerapkan keadilan bagi umat, namun Negara tersebut tidak bisa dibangun dengan menerapkan sistem lama begitu saja, tapi harus mengenalkan sistem yang baru.

Tesis Feldman memerlukan perhatian khusus. Pada awal abad ke 21, dunia termasuk dunia Islam dan Timur Tengah akan mengalami perombakan. Apa peran Islam dalam perubahan tersebut? Pertanyaan ini perlu dijawab.

Pengalaman sejarah kita menunjukkan bahwa keruntuhan institusi politik yang besar dan mapan seperti Uni Soviet dan sistem Kerajaan-Kerajaan masa lalu biasanya tidak bisa dibangkitkan lagi. Kecuali hanya ada dua: Struktur Demokrasi sebagai kelanjutan dari Imperium Romawi, dan Negara Islam. Siapapun yang jeli memonitor situasi dunia Islam dari Maroko ke Indonesia akan melihat bahwa loyalitas masyarakat terhadap Islam tidak berubah meskipun kebobrokan administrasi dan kesewenang-wenangan kekuasaan banyak sekali terjadi di sana. Walaupun faktanya para pimpinan mereka gagal untuk menerapkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya dan tenggelam dalam budaya korupsi dan kepalsuan, mereka masih mampu berkuasa dengan menggunakan tongkat represif. Ulama Islam yang sejati dan Hakim seperti masa sebelumnya sudah tidak ada lagi atau tidak lagi berfungsi untuk menghentikan kesewenang-wenangan penguasanya. Namun demikian, sebagaimana diyakini oleh Feldman, saat ini Islam akan kembali dengan wajah yang berbeda dibandingkan yang dikenal dalam masa sebelumnya.

Feldman berargumentasi bahwa pergerakan Islam seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir menghargai demokrasi. Ketika lobi Yahudi berusaha menampilkannya sebagai organisasi teroris, Hamas sebenarnya menghormati keabsahan demokrasi. Di Turki, partai politik Islam atau partai pro Islam sudah lama berdiri sejak tahun 1969 dalam kancah politik dan keluar masuk panggung kekuasaan melalui pemilu.

Dalam menghadapi tantangan dunia modern, Muslim mampu menahan upaya restorasi radikal dan kuat tanpa meninggalkan akar tradisi mereka. Model ‘Walayat al-Faqih’ (Komite Ahli Hukum Islam) yang dikenalkan di Iran setelah revolusi Islam pada tahun 1979 perlu didiskusikan dan ditinjau secara mendalam. Salah satu prioritas penting dalam dunia Islam adalah pemecahan masalah keseimbangan kekuasaan dan penegakkan hukum. Sejak masa Nabi Muhammad, penguasa Muslim berusaha keras untuk meyakinkan masyarakat tentang keabsahannya dengan melarang semua hal yang dinyatakan sebagai haram, namun di masa sekarang penekanan pada aspek kebebasan menjadi lebih penting. Keberhasilan di aspek ini oleh Dunia Islam tidak saja akan menguntungkan dunia Islam, tapi juga Dunia Barat.

Feldman juga menekankan bahwa di masa lalu, ulama yang menafsirkan Syariah adalah pemegang peran dalam mengontrol lembaga eksekutif; namun, menurutnya, peran ini dihancurkan oleh reformasi yang belum selesai dan fenomena Tanzimat yang ditemukan pada masa Ottoman. Akibatnya, ketiadaan lembaga yang mengontrol penguasa mengakibatkan kesewenang-wenangan yang memonopoli sistem administrasi. Feldman juga menyebutkan bahwa Khilafah Ottoman berutang kepada Dunia Barat sehingga ia berada dalam tekanan untuk melakukan reformasi. Akibatnya, sistem keadilan dan para ulama Islam akhirnya diganti dengan lembaga baru, sehingga runtuhlah kekhalifahan Islam. Kekuatan penjajah imperialis seperti Inggris dan Perancis akhirnya berhasil masuk.

Akan tetapi, Feldman juga melihat bahwa lembaran baru di abad 21 akan tiba dengan kembalinya Islam meskipun kekuatan politiknya sempat runtuh di tahun 1924 dan para ulamanya yang berperan sebagai pengawal Syariah sempat dipinggirkan dan disingkirkan.

Sumber: World Bulletin, 30 Januari 2009




“Ada kenabian di tengah-tengah kalian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia pun mencabutnya, jika Dia berkehendak untuk mencabutnya.
Kemudian ada kekhalifahan berdasarkan tuntunan Nabi, maka dengan kehendak Allah, ia pun akan tetap ada, lalu Dia mencabutnya, jika Dia berkehendak untuk mencabutnya.
Kemudian ada penguasa yang zalim, maka dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia pun mencabutnya, jika Dia berkehendak untuk mencabutnya.
Kemudian ada penguasa diktator, maka dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia pun mencabutnya, jika Dia berkehendak untuk mencabutnya.
Kemudian akan ada khilafah berdasarkan tuntunan Nabi.
Lalu, beliau pun diam.”
(Musnad Imam Ahmad (v/273))


Bisyarah itu pasti akan datang.
Apakah kita ingin memperjuangkannya ?
Ataukah kita ingin duduk manis menunggunya ?
Ataukah kita ingin menghalanginya dengan bersikap kooperatif dengan kekufuran, meskipun berdalih itu untuk perjuangan menyambut bisyarah ?
Ini bukan tentang kita,
Ini bukan tentang kau dan aku,
Ini bukan tentang mau atau tidak,
Ini tentang sebuah janji,
Janji Allah dan Rasul-Nya.
Apapun pilihan anda, Bisyarah itu pasti akan datang.

Wallahu alam bissawab
»»  read more

Senin, 03 Agustus 2009

Kampanye Lesbi dan homo Profesor AKKBB (kalangan Islam liberal)

Oleh: Adian Husaini

Profesor tidak jaminan pasti bener (benar, red). Banyak banyak pula profesor yang keblinger. Contohnya profesor dari kelompok AKKBB ini.

Namanya sudah sangat masyhur. Media massa juga rajin menyiarkan pendapat-pendapatnya. Wajahnya sering muncul di layar kaca. Biasanya menyuarakan aspirasi tentang kebebasan beragama dan berkeyakinan. Dia memang salah satu aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Beberapa buku sudah ditulisnya. Gelar doktor diraihnya dari UIN (dulu IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Gelar Profesor pun diraihnya.

Biasanya, dia dikenal sebagai feminis pejuang paham kesetaraan gender. Umat Islam sempat dihebohkan ketika Prof. Musdah dan tim-nya meluncurkan Counter Legal Draft (CLD) Kompilasi Hukum Islam. Banyak ide-ide ”aneh” yang tercantum dalam CLD-KHI tersebut. Misalnya, ide untuk mengharamkan poligami, memberi masa iddah bagi laki-laki; menghilangkan peran wali nikah bagi mempelai wanita, dan sebagainya. Sejumlah Profesor syariah di UIN Jakarta sudah menjawab secara tuntas gagasan Musdah dan kawan-kawan. Puluhan – bahkan mungkin ratusan -- diskusi, debat, seminar, dan sebagainya sudah digelar di berbagai tempat.

Toh, semua itu dianggap bagai angin lalu. Prof. Musdah tetap bertahan dengan pendapatnya. Biar orang ngomong apa saja, tak perlu dipedulikan. Jalan terus! Bahkan, makin banyak ide-ide barunya yang membuat orang terbengong-bengong. Pendapatnya terakhir yang menyengat telinga banyak orang adalah dukungannya secara terbuka terhadap perkawinan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Pada CAP-230 lalu, kita sudah membahas masalah ini. Ketika itu, banyak yang bereaksi negatif, seolah-olah kita membuat fitnah terhadap Prof. Musdah. Ada yang menuduh saya salah paham terhadap pemikiran Musdah.

Untuk memperjelas pandangan Musdah Mulia tentang hubungan/perkawinan sejenis (homoseksual dan lesbian), ada baiknya kita simak beb erapa tulisan dan wawancaranya di sejumlah media massa. Dalam sebuah makalah ringkasnya yang berjudul ”Islam Agama Rahmat bagi Alam Semesta”, dosen pasca sarjana UIN Jakarta ini menulis:

“Menurut hemat saya, yang dilarang dalam teks-teks suci tersebut lebih tertuju kepada perilaku seksualnya, bukan pada orientasi seksualnya. Mengapa? Sebab, menjadi heteroseksual, homoseksual (gay dan lesbi), dan biseksual adalah kodrati, sesuatu yang “given” atau dalam bahasa fikih disebut sunnatullah. Sementara perilaku seksual bersifat konstruksi manusia… Jika hubungan sejenis atau homo, baik gay atau lesbi sungguh-sungguh menjamin kepada pencapaian-pencapaian tujuan dasar tadi maka hubungan demikian dapat diterima.” (Uraian lebih jauh, lihat, Majalah Tabligh MTDK PP Muhammadiyah, Mei 2008)

Musdah memang sangat berani dalam menyuarakan pendapatnya, meskipun sangat kontroversial dan mengejutkan banyak orang. Dia tentu paham bahwa isu homoseksual dan lesbian adalah hal yang sangat kontroversial, bahkan di lingkungan aktivis lieral sendiri. Banyak yang berpendapat agenda pengesahan perkawinan sejenis ini ditunda dulu, karena waktunya masih belum tepat. Tapi, Musdah tampaknya berpendapat lain. Dia maju tak gentar, bersuara tentang kehalalan dan keabsahan perkawinan sesama jenis. Tidak heran jika pada 7 Maret 2007 pemerintah Amerika Serikat menganugerahinya sebuah penghargaan ”International Women of Courage Award”.

Sebenarnya, sudah sejak cukup lama Musdah memiliki pandangan tersendiri tentang homoseks dan lesbi. Pandangannya bisa disimak di Jurnal Perempuan edisi Maret 2008 yang menurunkan edisi khusus tentang seksualitas lesbian. Di sini, Prof. Musdah mendapat julukan sebagai ”tokoh feminis muslimah yang progresif”. Dalam wawancaranya, ia secara jelas dan gamblang menyetujui perkawinan sesama jenis. Judul wawancaranya pun sangat provokatif: ”Allah hanya Melihat Taqwa, bukan Orientasi Seksual Manusia”.

Menurut Profesor Musdah, definisi perkawinan adalah: ”Akad yang sangat kuat (mitsaaqan ghaliidzan) yang dilakukan secara sadar oleh dua orang untuk membentuk keluarga yang pelaksanaannya didasarkan pada kerelaan dan kesepakatan kedua belah pihak.” Definisi semacam ini biasa kita dengar. Tetapi, bedanya, menurut Musdah Mulia, pasangan dalam perkawinan tidak harus berlainan jenis kelaminnya. Boleh saja sesama jenis.

Simaklah kata-kata dia berikutnya, setelah mendefinisikan makna perkawinan menurut Aal-Quran:

”Bahkan, menarik sekali membaca ayat-ayat Al-Qur’an soal hidup berpasangan (Ar-Rum, 21; Az-Zariyat 49 dan Yasin 36) di sana tidak dijelaskan soal jenis kelamin biologis, yang ada hanyalah soal gender (jenis kelamin sosial). Artinya, berpasangan itu tidak mesti dalam konteks hetero, melainkan bisa homo, dan bisa lesbian. Maha Suci Allah yang menciptakan manusia dengan orientasi seksual yang beragam.”

Selanjutnya, dia katakan:

”Esensi ajaran agama adalah memanusiakan manusia, menghormati manusia dan memuliakannya. Tidak peduli apa pun ras, suku, warna kulit, jenis kelamin, status sosial dan orientasi seksualnya. Bahkan, tidak peduli apa pun agamanya.”

Prof. Dr. Siti Musdah Mulia pun merasa geram dengan masyarakat yang hanya mengakui perkawinan berlainan jenis kelamin (heteroseksual). Menurutnya, agama yang hidup di masyarakat sama sekali tidak memberikan pilihan kepada manusia.

”Dalam hal orientasi seksual misalnya, hanya ada satu pilihan, heteroseksual. Homoseksual, lesbian, biseksual dan orientasi seksual lainnya dinilai menyimpang dan distigma sebagai dosa. Perkawinan pun hanya dibangun untuk pasangan lawan jenis, tidak ada koridor bagi pasangan sejenis. Perkawinan lawan jenis meski penuh diwarnai kekerasan, eksploitasi, dan kemunafikan lebih dihargai ketimbang perkawinan sejenis walaupun penuh dilimpahi cinta, kasih sayang dan kebahagiaan,” gerutu sang Profesor yang (menurut Jurnal Perempuan) pernah dinobatkan oleh UIN Jakarta sebagai Doktor Terbaik IAIN Syarif Hidayatullah 1996/1997.

Kita tidak tahu, apakah yang dimaksud dengan ”orientasi seksual lainnya” termasuk juga ”orientasi seksual dengan binatang”. Yang jelas, bagi kaum lesbian, dukungan dan legalisasi perkawinan sesama jenis dari seorang Profesor dan dosen di sebuah perguruan Tinggi Islam tekenal ini tentu merupakan sebuah dukungan yang sangat berarti. Karena itulah, Jurnal Perempuan secara khusus memampang biodata Prof. Musdah. Wanita kelahiran 3 Maret 1958 ini lulus pendidikan S-1 dari IAIN Alaudin Makasar. S-2 ditempuhnya di bidang Sejarah Pemikiran Islam di IAIN Jakarta. Begitu juga dengan jenjang S-3 diselesaikan di IAIN Jakarta dalam bidang pemikiran politik Islam. Aktivitasnya sangat banyak. Sejak tahun 1997-sekarang masih menjadi dosen Pasca Sarjana UIN Jakarta. Tahun 1999-2000 menjabat sebagai Kepala Penelitian Agama dan Kemasyarakatan Depag RI. Masih menurut birodata di Jurnal Perempuan, sejak tahun 2001-sekarang, Musdah Mulia juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Agama bidang Hubungan Organisasi Keagamaan Internasional. Tapi, data ini ternyata tidak benar. Saya sempat mengkonirmasi ke seorang pejabat di Departemen Agama tentang posisi Musdah Mulia ini, dijawab, bahwa dia sudah dikembalikan posisinya sebagai peneliti di Litbang Depag.

Banyak yang bertanya, apa yang salah dengan pendidikan Prof. Musdah? Mengapa dia menjadi pendukung lesbian? Jawabnya: Wallahu A’lam.

Yang jelas, Musdah Mulia memang seorang ’pemberani’. Amerika tidak keliru memberi gelar itu. Dia berani mengubah-ubah hukum Islam dengan semena-mena. Dia memposisikan dirinya sebagai ’mujtahid’. Dia berani menyatakan dalam wawancaranya bahwa:

”Sepanjang bacaan saya terhadap kisah Nabi Luth yang dikisahkan dalam Al-Qur’an (al-A’raf 80-84 dan Hud 77-82) ini, tidak ada larangan secara eksplisit baik untuk homo maupun lesbian. Yang dilarang adalah perilaku seksual dalam bentuk sodomi atau liwath.”

Para pakar syariah tentu akan geli membaca ”hasil ijtihad” Musdah ini. Seorang Profesor – yang juga dosen UIN Jakarta – pernah berargumen, di dalam Al-Quran tidak ada larangan secara eksplisit bahwa Muslimah haram menikah dengan laki-laki non-Muslim. Ketika itu, saya jawab, bahwa di dalam Al-Quran juga tidak ada larangan secara eksplisit manusia kawin dengan anjing. Tidak ada larangan kencing di masjid, dan sebagainya. Apakah seperti ini cara menetapkan hukum di dalam Islam? Tentu saja tidak. Melihat logika-logika seperti itu, memang tidak mudah untuk mengajak dialog, karena dialog dan debat akan ada gunanya, jika ada metodologi yang jelas. Sementara metode yang dipakai kaum liberal dalam pengambilan hukum memang sangat sesuka hatinya, alias amburadul.

Yang jelas, selama 1400 tahun, tidak ada ulama yang berpikir seperti Musdah Mulia, padahal selama itu pula kaum homo dan lesbi selalu ada. Karena itu, kita bisa memahami, betapa ”hebatnya” Musdah Mulia ini, sehingga bisa menyalahkan ijtihad ribuan ulama dari seluruh dunia Islam. Jika pemahaman Musdah ini benar, berarti selama ini ulama-ulama Islam tolol semua, tidak paham makna Al-Quran tentang kisah kaum Luth. Padahal, dalam Al-Quran dan hadits begitu jelas gambaran tentang kisah Luth.

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan keji, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelum kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwat, bukan kepada wanita; malah kalian ini kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” (QS Al-A’raf:80-84).

Di dalam surat Hud ayat 82 dikisahkan (artinya):

”Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah-tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.”

Kebejatan perilaku seksual kaum Luth ini juga ditegaskan oleh Rasulullah saw:

“Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan menimpa umatku adalah perbuatan kaum Luth.” (HR at-Tirmidzi, al-Hakim, Ibn Majah).

Dalam Tafsir Al-Azhar, Hamka menjelaskan, bagaimana sangat merusaknya penyakit ’kaum Luth’, sehingga mereka diazab dengan sangat keras oleh Allah SWT. Hamka sampai menyebut bahwa perilaku seksual antar sesama jenis ini lebih rendah martabatnya dibandingkan binatang. Binatang saja, kata Hamka, masih tahu mana lawan jenisnya. Hamka mengutip sebuah hadits Rasulullah saw:

“… dan apabila telah banyak kejadian laki-laki ’mendatangi’ laki-laki, maka Allah akan mencabut tangan-Nya dari makhluk, sehingga Allah tidak mempedulikan di lembah mana mereka akan binasa.” (HR at-Tirmidzi, al-Hakim, dan at-Tabhrani).

Hamka menulis dalam Tafsirnya tentang pasangan homoseksual yang tertangkap tangan: “Sahabat-sahabat Rasulullah saw yang diminta pertimbangannya oleh Sayyidina Abu Bakar seketika beliau jadi Khalifah, apa hukuman bagi kedua orang yang mendatangi dan didatangi itu, karena pernah ada yang tertangkap basah, semuanya memutuskan wajib kedua orang itu dibunuh.” (Lihat, Tafsir al-Azhar, Juzu’ 8).

Tapi, berbeda dengan pemahaman umat Islam yang normal, justru di akhir wawancaranya, Prof. Musdah pun menegaskan:

”Islam mengajarkan bahwa seorang lesbian sebagaimana manusia lainnya sangat berpotensi menjadi orang yang salah atau taqwa selama dia menjunjung tinggi nilai-nilai agama, yaitu tidak menduakan Tuhan (syirik), meyakini kerasulan Muhammad Saw serta menjalankan ibadah yang diperintahkan. Dia tidak menyakiti pasangannya dan berbuat baik kepada sesama manusia, baik kepada sesama makhluk dan peduli pada lingkungannya. Seorang lesbian yang bertaqwa akan mulia di sisi Allah, saya yakin ini.”

Camkanlah pendirian Ibu Professor AKKBB ini. ”Saya yakin ini!” katanya. Itulah pendiriannya. Demi kebebasan, orang bisa berbuat apa saja, dan berpendapat apa saja. Ketika seorang sudah merasa pintar dan berhak mengatur dirinya sendiri, akhirnya dia bisa juga berpikir: ”Tuhan pun bisa diatur”. Kita pun tidak perlu merasa aneh dengan pendirian dan sikap aktivis AKKBB seperti Mudah Mulia. Jika yang bathil dalam soal aqidah – seperti kelompok Ahmadiyah – saja didukung, apalagi soal lesbian. Meskipun sering mengecam pihak lain yang memutlakkan pendapatnya, Ibu Profesor yang satu ini mengaku yakin dengan pendapatnya, bahwa praktik perkawinan homo dan lesbi adalah halalan thayyiban.

Jika sudah begitu, apa yang bisa kita perbuat? Kita hanya bisa ’mengelus dada’, sembari mengingatkan, agar Ibu Profesor memperbaiki berpikirnya. Profesor tidak jaminan benar. Banyak profesor yang keblinger. Jika tidak paham syariat, baiknya mengakui kadar keilmuannya, dan tidak perlu memposisikan dirinya sebagai ”mujtahid agung”. Pujian dan penghargaan dari Amerika tidak akan berarti sama sekali di hadapan Allah SWT. Kasihan dirinya, kasihan suaminya, kasihan mahasiswa yang diajarnya, dan kasihan juga institusi yang menaunginya. Tapi, terutama kasihan guru-guru yang mendidiknya sejak kecil, yang berharap akan mewariskan ilmu yang bermanfaat, ilmu jariyah.

Mudah-mudahan, Ibu Profesor aktivis AKKBB ini tidak ketularan watak kaum Luth, yang ketika diingatkan, justru membangkang, dan malah balik mengancam. “Mengapa kalian mendatangi kaum laki-laki di antara manusia, dan kalian tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu; bahkan kalian adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka menjawab: ”Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, maka pasti kamu akan termasuk orang-orang yang diusir.” (QS asy-Syu’ara: 165-167). [Depok, 6 Juni 2008/www.hidayatullah.com]
»»  read more

Jumat, 31 Juli 2009

Eropa 2050: Benua Islam Terbesar di Dunia

Eramuslim.comEntah ini sesuatu yang dilebih-lebihkan ataukah memang sebuah perkiraan belaka. Bisa juga sebuah kabar bagus. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa ini adalah upaya untuk “menyadarkan” orang-orang di seluruh Eropa akan keberadaan umat Islam di benua mereka agar bisa mengantisipasinya dan menyebarkan Islamofobia. Tapi hampir semua pihak mengeluarkan pernyataan yang sama. Baik gereja, pemimpin dunia, media, dan bahkan para analisis, bahwa pada tahun 2050, Eropa akan menjadi benua umat Muslim. Benarkah?

Dalam beberapa tahun belakangan ini, populasi umat Muslim di Eropa memang luar biasa. Di tengah hantaman gelombang isyu Islam itu teroris, orang-orang Barat malah berbondong-bondong ingin mengenal Islam. Begitulah, jika Anda menyatakan sesuatu terlarang, maka orang dengan sendirinya akan semakin mendekati yang Anda larang tersebut. Apalagi jika itu berhubungan sebuah institusi kebenaran.

Saat ini, diperkirakan Eropa dihuni oleh kurang lebih 50 juta penduduknya yang beragama Islam. Tentu saja, walaupun hanya sepertiga dari jumlah Muslim penduduk suatu Negara yang mempunyai pemeluk Islam terbesar di dunia, tetapi Muslim di Eropa mempunyai perbedaan yang sangat besar. Antara lain, mereka memeluk Islam lebih banyak karena kesadaran mereka sendiri, bukannya factor keturunan.

Dalam sejarahnya, Islam menyebar melalui Afrika Utara, melintasi selat Gibraltar ke Spanyol. Dari sini, Islam terus memasuki Austria, dan selanjutnya pada akhir abad 1800, Islam tak terbendung lagi memasuki Eropa. Hari ini, Islam menyebar dengan cara yang luar biasa.

Kajian statistik menunjukan bahwa angka kelahiran sebuah keluarga di Eropa merupakan sesuatu yang esensial. Sejarah menunjukkan bahwa jika angka kelahiran sebuah Negara di bawah 1,9 maka Negara itu akan jatuh. Sekarang Prancis mempunyai angka kelahiran 1.8, Inggris 1,6, Yunani 1,3, Italia 1,2, dan Spanyol 1,1. Angka kelahiran di Negara-negara 31 negara Eropa lainnya jika dirata-ratakan akan mencapai 1,38.

Tapi kedatangan imigran Muslim tak bisa lagi memprediksikan angka kelahiran di Eropa. Jumlahnya makin meningkat. Misalnya saja di Prancis, angka kelahiran di Negara ini mencapai 1,8 untuk seluruh penduduknya, namun 8,1 untuk angka kelahiran setiap keluarga Muslim.

Pada tahun 2027, satu dari lima orang Prancis sudah bisa diprediksi sebagai Muslim. Dengan angka seperti ini, 39 tahun ke depan, Prancis sudah diperkirakan menjadi Negara penganut Islam terbesar. Di Belanda, 25% penduduknya adalah Muslim. 50% dari kelahiran bayi baru berikutnya juga Muslim. Sedangkan di Russia ada 23 juta Muslim, dan hanya dalam waktu dekat, 40% dari tentara Russia akan menjadi Muslim juga.

Pemerintah Jerman adalah yang pertama menyuarakan perubahan dramatis ini. Mereka memperkirakan, pada 2025, German akan menjadi sebuah negara yang berpenduduknya mayoritas Muslim.

Jumlah 52 juta Muslim di Eropa sekarang ini diperkirakan akan berlipat ganda pada 24 tahun mendatang. Sejak tahun 1990, diperkirakan 90% dari pertumbuhan adalah Muslim. Pada 2050, Eropa akan menjadi benua yang penuh dengan umat Muslim.

Di Kanada, angka kelahirannya adalah 1,6. Antara tahun 2001 dan 2006, populasi Kanada meningkat sampai 1,6 juta. 1,2-nya merupakan Muslim. Islam memang menjadi agama yang paling cepat tersebar di negara ini. Sedangkan di AS, angka kelahirannya juga sama 1,6. Jika populasi penduduk Latin disertakan maka angkanya menjadi 2,2. Tahun 1970, hanya ada 100.000 orang Islam di AS. Sekarang jumlahnya menjadi 9 juta orang. Dalam 30 tahun ke depan, diperkirakan aka ada 50 juta Muslim di AS.

Perubahan perkiraan demografi ini jelas akan membawa perubahan tersendiri di suatu negara. Hukum, institusi, dan pemerintah akan ikut berganti mengikuti perubahan politik, dan perubahan politik akan senantiasa mengikuti arus besar massa itu sendiri. Akankah 2050, Eropa menjadi benua dengan pemeluk Islam terbesar? Wallohu alam bi shawwab. (sa/ciafact/nlsnprc)

»»  read more

Followers