Tampilkan postingan dengan label Keterampilan Bahasa Arab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keterampilan Bahasa Arab. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 15 Agustus 2009

Pelajaran Nahwu 3 (الإعراب)

Pengertian I'rob (الإعراب)


I'rob adalah perubahan akhir kata karena perbedaan 'amil yang masuk pada kata tersebut, baik secara lafadz (jelas) atau muqoddaroh (tersembunyi). (Sumber: matan Al Ajrumiyyah)
  • perubahan
    Maksudnya adalah perubahan dari dhommah ke fathah, dari fathah ke kasroh, dari dhommah ke sukun, dst.

  • akhir kata
    I'rob hanya membahas akhir kata saja, tidak di depan dan tidak di tengah kata.

  • karena perbedaan 'amil yang masuk ke dalam kalimat.
    Perbedaan 'amil akan mengakibatkan perbedaan kedudukan suatu kata di dalam kalimat. Jadi perubahan akhir kata disebabkan oleh kedudukannya (sebagai subjek, objek, dst) yang berbeda-beda di dalam kalimat.

  • secara lafadz
    Tanda akhir katanya jelas, terlihat, dan terbaca, seperti dhommah, fathah, kasroh.

  • atau muqoddaroh.
    Tanda akhir katanya tidak terlihat dan tidak terbaca, dan ini dialami oleh kata-kata yang berakhiran huruf 'illah (huruf berpenyakit). Huruf-huruf 'illah ada 3 : alif (ى / ا), ya (ي), dan wawu (و).


Contoh I'rob


  • Kalimat جَـاءَ زيَـْدٌ (jaa-a Zaidun) = Zaid telah datang.

    Kata زيَـْدٌ (Zaidun) berakhiran dhommah. Kenapa dhommah?
    Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu جَـاءَ = telah datang) menyebabkan kedudukan Zaid menjadi subjek (yang datang adalah si Zaid). Secara kaidah (yang nanti akan lebih dijelaskan lagi), bahwa subjek ber-i'rob rofa', dan tanda rofa' adalah dhommah.

  • Kalimat رَأيْتُ زَيْداً (ro-aitu Zaidan) = Saya melihat Zaid.

    Kata زَيْداً (Zaidan) berakhiran fathah. Kenapa fathah?
    Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu رَأيْتُ = saya melihat) menyebabkan kedudukan Zaid menjadi objek (yang dilihat adalah si Zaid). Secara kaidah (yang nanti akan lebih dijelaskan lagi), bahwa objek ber-i'rob nashob, dan tanda nashob adalah fathah.

  • Kalimat مَرَرْتُ بِزَيْدٍ (marortu bi Zaidin) = Saya berpapasan dengan Zaid.

    Kata زَيْدٍ (Zaidin) berakhiran kasroh. Kenapa kasroh?
    Karena 'amil dari kalimat ini adalah huruf jarr (yaitu : بِ (bi) = dengan), dan setiap kata benda yang didahului oleh huruf jarr, maka i'robnya adalah jarr (khofadh), dan tandanya adalah dengan kasroh.


Kata "Zaid" (زيَـْد) pada ketiga kalimat di atas mengalami perubahan di akhir katanya secara lafadz (jelas terlihat dhommah, fathah, dan kasrohnya). Jika kata "Zaid" (زيَـْد) diganti dengan "Musa" (مُوْسَى), maka perubahannya tidak secara lafadz, tetapi secara muqoddaroh, karena kata مُوْسَى mengandung huruf 'illah di akhirnya , yaitu alif (ى). Maka kalimatnya akan menjadi:
  • جَـاءَ مُوْسَى (jaa-a Muusaa) = Musa telah datang.

  • رَأيْتُ مُوْسَى (ro-aitu Muusaa) = Saya melihat Musa.

  • مَرَرْتُ بِمُوْسَى (marortu bi Muusa) = Saya berpapasan dengan Musa.

Perhatikan, kata (مُوْسَى) tidak terlihat mengalami perubahan, namun sebenarnya kata "Musa" (مُوْسَى) pada ketiga kalimat di atas mengalami perubahan (dhommah, fathah, dan kasroh) seperti yang dialami oleh kata "Zaid" زيَـْد, akan tetapi perubahannya secara muqoddaroh (tersembunyi).



Macam-macam I'rob


Tadi sudah sekilas disinggung tentang macam-macam i'rob. I'rob terdiri dari 4 macam:
  1. Rofa' (رَفْعٌ)
    Tanda aslinya adalah dhommah

  2. Nashob (نَصْبٌ)
    Tanda aslinya adalah fathah

  3. Jarr (جَرٌّ) atau Khofad (خَفْضٌ), untuk selanjutnya kita gunakan "jarr".
    Tanda aslinya adalah kasroh

  4. Jazm (جَزْمٌ)
    Tanda aslinya adalah sukun


Catatan


  • Catatan pertama:
    • isim (kata benda) hanya memiliki 3 jenis i'rob, yaitu rofa', nashob, dan jarr.

    • fi'il mudhori' (kata kerja masa sekarang/akan datang), i'robnya juga 3, yaitu rofa', nashob, dan jazm.

    • fi'il madhi (kata kerja masa lampau), i'robnya tidak ada, karena fi'il madhi tidak bisa mengalami perubahan pada akhir katanya.

    • huruf, i'robnya juga tidak ada, huruf dihukumi mabni seperti fi'il madhi, yaitu tidak bisa mengalami perubahan pada akhir katanya.

  • Catatan kedua:
    Tidak semua isim memiliki i'rob.

    Ada beberapa isim yang tidak bisa mengalami perubahan di akhir katanya, seperti هذا (hadza) = ini, الذي (alladzi) = yang, مَتَى (mataa) = kapan, dll.
    Isim-isim ini dinamakan isim mabni, sementara isim-isim yang dapat mengalami perubahan di akhir katanya (yang memiliki i'rob) dinamakan isim mu'rob.

  • Catatan ketiga:
    Tidak semua tanda rofa' itu dhommah, tanda nashob itu fathah, tanda jarr itu kasroh, tanda jazm itu sukun.

    Tanda-tanda tersebut hanya berlaku untuk isim mufrod (seperti "Zaid" dan "Musa" pada contoh di atas) dan jama' taksir (yang bukan ghoiru munshorif).

    Adapun isim-isim lainnya, seperti isim mutsanna, isim jama' muannats salim, isim jama' mudzakkar salim, isim asmaa-ul khomsah, isim ghoiri munshorif, isim maqshur, dan isim manqush memiliki tanda-tanda rofa', nashob, dan jarr yang agak berbeda. InsyaAllah akan dibahas pada Pelajaran Nahwu 4 (tanda-tanda i'rob untuk semua isim tersebut).

  • Catatan keempat:
    Tidak semua yang rofa' itu subjek, Tidak semua yang nashob itu objek, dan Tidak semua yang jarr itu yang diawali oleh huruf jarr.

    Nanti akan dibahas pada pelajaran berikutnya, kedudukan-kedudukan apa saja yang menyebabkan isim (kata benda) ber-i'rob rofa', nashob, dan jarr. Dan apa saja yang menyebabkan fi'il mudhori' (kata kerja sekarang/masa depan) ber-i'rob rofa', nashob, dan jazm. Sebagai bayangan,
    • isim yang ber-i'rob rofa', selain fa'il (subjek), juga naibul fa'il, mubtada', khobar, isim kaana, dan khobar inna..
    • isim yang ber-i'rob nashob, selain maf'ulun bihi (objek), juga khobar kaana, isim inna, maf'ul muthlaq, istitsna, haal, tamyiz, dll
    • isim yang ber-i'rob jarr, selain majrur (yang didahului oleh huruf jarr), juga mudhof ilaihi.
    • fi'il (mudhori') yang ber-i'rob nashob adalah yang didahului oleh alat-alat penashob, seperti أَنْ (an), حتى (hatta), dll.
    • fi'il yang ber-i'rob jazm adalah yang didahului oleh alat-alat penjazm, seperti لَـمْ (lam), dll.
    • fi'il yang ber-i'rof rofa' adalah yang tidak didahului oleh alat penashob ataupun alat penjazm.

    Semuanya itu akan dibahas secara mendetail pada pelajaran berikutnya.




Pertanyaan:

(untuk dijawab sendiri)
  1. Apa pengertian i'rob? Jelaskan!
  2. Apa maksud secara lafadz dan secara muqoddaroh?
  3. Sebutkan macam-macam i'rob dan masing-masing tanda aslinya! Apakah tanda-tanda itu berlaku untuk semua jenis isim dan fi'il?
  4. I'rob apa yang tidak ada pada isim dan i'rob apa yang tidak ada pada fi'il mudhori'
  5. Apakah fi'il madhi dan huruf memiliki i'rob?
  6. Apa yang dimaksud dengan isim mu'rob dan isim mabni?
  7. Apakah i'rob rofa' hanya untuk subjek saja dan i'rob nashob hanya untuk objek saja?
»»  read more

Selasa, 28 Juli 2009

Pelajaran Shorof 1 (Pembagian Isim)

Sebelum memasuki Pelajaran Nahwu 3 tentang I'rob (الإعراب), kami akan menjelaskan terlebih dahulu pembagian (macam-macam) isim. Pembagian isim ini dibahas di ilmu shorof.
Sekilas tentang Ilmu Shorof

Ilmu shorof adalah ilmu yang mempelajari kaidah pembentukan dan perubahan kata.
Yang membedakannya dengan ilmu nahwu:

• Ilmu nahwu mempelajari kata setelah kata tersebut masuk ke dalam kalimat, adapun shorof mempelajari kata sebelum kata tersebut masuk ke dalam kalimat.
• Ilmu Nahwu mempelajari hukum akhir kata, adapun ilmu shorof mempelajari pembentukan dan perubahan kata, dan umumnya di awal dan tengah kata.

Pembagian Isim (kata benda)

• Isim ditinjau dari jenisnya :

1. Isim Mudzakkar (مُـذَكَّـرٌ)
Yaitu isim yang menunjukkan pada laki-laki atau yang dilaki-laki-kan.
Misal:
Bapak (أََبٌ); seorang lelaki (رَجُـلٌ); murid laki-laki (تِـلْمِـيْـذٌ)
Pena (قَـلَـمٌ); buku (كِـتـاَبٌ).

2. Isim Muannats (مُؤَنَّثٌ)
Yaitu isim yang menunjukkan pada perempuan atau yang diperempuan-kan.
Misal:
Ibu (أُمٌّ) ; seorang wanita (اِمْـرَأَةٌ) ; murid wanita (تِلْمِـيْـذَةٌ); tangan (يَـدٌ) ; papan tulis (سَـبُوْرَةٌ) ; bumi (الأرْضُ)
Catatan:

Di antara tanda (ciri) bagi isim muannats :
 Nama perempuan atau yang menunjukkan perempuan.
Misal :
Fatimah (فاتمة), ibu (أُمُّ)

 Adanya ta’ marbutoh (ة)
Misal:

Kebun (حَدِ يـْقَـةٌ) ; mobil (سَـيَّـارَةٌ) ; guru perempuan (مُدَرِّسَـةٌ)

Ada juga beberapa isim muannats yang tidak memiliki tanda-tanda di atas.
Misal :
Tangan (يَـدٌ) ; telinga (أُذُنٌ) ; api (نَـارٌ) ; langit (السَـمَـاءُ); bumi (الأرْضُ) ; matahari (الشَـمْسُ) ; jiwa (نَفْـسٌ) ;dll.

• Isim ditinjau dari jumlahnya:

1. Isim Mufrod (مُـفْـرَدٌ)
Yaitu isim yang menunjukkan jumlah tunggal (satu), baik mudzakkar ataupun muannats.
Misal:
Seorang muslim (مُسْـلِـمٌ) ; seorang muslimah (مُسْـلِـمَـةٌ.

2. Isim Mutsanna (مُـثَـنَّـى)
Yaitu isim yang menunjukkan jumlah dua.
Misal:
Dua orang muslim (مُـسْـلِـمَانِ - مُسْــلِـمَـيْنِ) (muslimaani atau muslimaini);
Dua orang muslimah (مُسْـلِـمَــتَـانِ - مُـسْلِـمَـتَـيْـنِ) (muslimataani atau muslimataini).
Cara membuat isim mutsanna:

“harokat akhir dari isim mufrod diganti fathah, kemudian akhir kata tersebut ditambahkan alif dan nun atau ya dan nun, dengan nun-nya dikashroh”

3. Isim Jama' (جَمْعٌ)
Yaitu Isim yang menunjukkan jumlah banyak (lebih dari dua):
1. Jama' Mudzakkar Salim (جَـمْـعُ الـمُـذَكَّـر السَـالِـمُ)
Misal:
Para muslim (مُـسْلِـمُـوْنَ - مُـسْلِـمِـيْـنَ) (muslimuuna atau muslimiina)
Cara membuat isim jama' mudzakkar salim:

“akhir kata isim mufrod ditambahkan dengan wawu dan nun yang didahului oleh harokat dhommah atau dengan ya’ dan nun yang didahului oleh harokat kasroh, dengan nun berharokat fathah”
4.
1. Jama' Muannats Salim (جَـمْـعُ الـمُـؤَنَّـثِ السَـالِـمُ)
Misal:
Para muslimah (مُـسْلِـمَـاتٌ - مُـسْـلِـمَـاتٍ) (muslimaatun atau muslimaatin)
Cara membuat jama' muannats salim:

“ta’ marbutoh pada isim mufrod muannats dihilangkan, kemudian harokat akhir dijadikan fathah, lalu ditambahi dengan alif dan ta’”
5.
1. Jama' Taksir (جَـمْـعُ التَـكْسِـيْـرِ)
Misal :
 para lelaki (رِجَـالٌ), isim mufrodnya (رَجُـلٌ)

 para ulama (عُـلَـمَـاءُ), isim mufrodnya (عَالِـمٌ)

 buku-buku (كُـتُـبٌ), isim mufrodnya (كِتَـابٌ)

 gunung-gunung (جِـبَـالٌ), isim mufrodnya (جَـبَلٌ)

Jama' taksir memiliki banyak pola dan tidak teratur, tidak seperti halnya jama' mudzakkar salim dan jama' muannats salim yang hanya memiliki satu pola. Untuk mengetahui jama' taksir suatu isim, maka sering-seringlah “melihat kamus”.

• Asmaaul khomsah (الأسْمَـاءُ الخَـمْـسَـةُ) / Isim-isim yang lima.

Yaitu lima macam isim yang bentuk dan perubahannya sama, yaitu:
1. أبُـوكَ - أبـَاكَ - أبـيـْكَ --> Bapakmu

2. أخُـوكَ - أخـاكَ - أخِيـكَ --> Saudaramu

3. حَـمُـوكَ - حـَمَـاكَ - حَـمـِيكَ --> Iparmu

4. فـُوكَ - فـَاكَ - فِـيــكَ --> Mulutmu

5. ذُو مـَال - ذَا مَـالٍ - ذِي مـَالٍ --> Yang memiliki harta.

• Isim Maqshur (المَـقْصُور)

Yaitu isim yang berakhiran alim laazimah (ى), yang sebelumnya berharokat fathah.
Misal:

Pemuda (الفَـتَى), Petunjuk (الهُـدَى), Musa (مُـوسَى)

• Isim Manqush (المَنـْقُوص)

Yaitu isim yang berakhiran ya' laazimah (ي), yang sebelumya berharokat kasroh.
Misal:

Pemberi petunjuk (الهَـادِي), Hakim (القَـاضي), Pezina (الـزَانـِي)

• Isim Ghair Munsharif (غَيْر مُنْصَرِف)

Yaitu isim yang tidak bisa ditanwin di akhir katanya,
Misal:
o Aisyah (عائِشَةُ), tidak bisa dibaca tanwin : (عائِشَةٌ)

o Ibrohim (إبراهيمُ), tidak bisa dibaca tanwin : (إبراهيمٌ)

o Masjid-masjid (مَسَاجِدُ), tidak bisa dibaca tanwin : (مَسَاجِدٌ)




Pertanyaan:
1. Apa perbedaan ilmu nahwu dan shorof?
2. Sebutkan macam-macam isim ditinjau dari jenis dan jumlahnya, disertai dengan contoh.
3. Buatlah isim mufrod berikut menjadi isim mutsanna dan jama' mudzakkar/muannats salim:
 طَالِبٌ (Tholibun = murid)
 مُؤمِنَةٌ (Mu'minatun = seorang mukminah)
.
4. Cari di kamus apa jama' taksir dari (عَيْنٌ)('Ainun = mata)
5. Apa saja kelima isim yang disebut asmaaul khomsah
6. Apa beda isim maqshur dengan isim manqush?
7. Apa yang dimaksud Isim Ghair Munshorif
»»  read more

Kamis, 23 Juli 2009

Pelajaran Nahwu 2

Setelah mempelajari kata (isim, fi'il, dan huruf), kita masuki pembahasan baru, yaitu kalimat sempurna. Dalam bahasa arab diistilahkan dengan الجُمْلَةُ المُفِيْدَةُ (jumlah mufidah).

Kalimat Sempurna (الجُمْلَةُ المُفِيْدَةُ)


Kalimat sempurna adalah setiap lafadz yang terdiri dari dua kata atau lebih dan memberikan makna yang sempurna.
Misalnya :

  • Lafadz قَـامَ زَيْدٌ (Zaid berdiri), terdiri dari dua kata dan memberikan makna yang sempurna, maka dinamakan kalimat sempurna.

  • Lafadz أبو عَلِيٍّ (Bapaknya Ali ...), terdiri dari dua kata, tapi tidak memberikan makna sempurna (tidak ada keterangan yang menjelaskan keadaan Bapak Ali), sehingga tidak dapat dikatakan kalimat sempurna, baru dikatakan kalimat sempurna jika lafadznya
    أبو عليٍّ مَريْضٌ (Bapaknya Ali sakit).

Peringatan!


Lafadz
اِجْلِسْ (duduklah), sekalipun hanya terdiri dari satu kata, tetapi dikategorikan kalimat sempurna, sebab asal kalimatnya adalah اِجْلِسْ أَنْتَ (duduklah kamu) hanya saja kata "أنتَ" nya tidak disebutkan.

Untuk selanjutnya kita ganti istilah "kalimat sempurna" dengan istilah jumlah mufidah.

Pembagian Jumlah Mufidah


Jumlah mufidah di dalam bahasa arab terbagi kepada dua:

  1. Jumlah Ismiyyah.
    Yaitu jumlah yang diawali dengan isim. Seperti:

    • أحَمدُ طالِبٌ (Ahmad adalah seorang siswa). Jumlah (kalimat) tersebut diawali dengan أحمد sehingga dinamakan jumlah ismiyyah.

    • Demikian juga dengan kalimat زَيْـنَـبُ تَـكْتُـبُ رِسَـاَلةً (Zainab menulis sebuah surat).

  1. Jumlah Fi'liyyah.
    Yaitu jumlah yang diawali dengan fi'il. Seperti:

    • سَافَـرَ محمدٌ (Telah berpergian Muhammad). Jumlah (kalimat) tersebut diawali dengan سَافَـرَ, dimana سَافَـرَ merupakan fi'il, sehingga dinamakan jumlah fi'liyyah.

    • Demikian juga kalimat ضَرَبَ الوَلَدُ كَلْباً (Telah memukul anak itu seekor anjing)

Perhatian!

Dalam Bahasa Indonesia, kedua jumlah fi'liyyah di atas diterjemahkan :

Muhammad telah berpergian;
Anak itu telah memukul seekor anjing



Pertanyaan (untuk dijawab sendiri):
1. Apa pengertian ilmu nahwu?
2. Apa yang dimaksud dengan isim, fi'il, dan huruf?
3. Apa pengertian kalimat sempurna dan apa istilahnya dalam bahasa arab?
4. Sebutkan masing-masing contoh jumlah ismiyyah dan jumlah fi'liyyah! (Yang ini boleh dijawab di sini)

»»  read more

Selasa, 14 Juli 2009

Pelajaran Nahwu 1

Bismillahirrahmanirrahim..

Pertama-tama, kita awali dengan pembahasan mengenai "kata" (الكلمة).

Kata (الكلمة)



Kata (dalam ilmu nahwu diistilahkan al-kalimah) terdiri dari 3 jenis.

  1. Isim (الإسم) = kata benda.
    Yaitu kata yang menunjukkan makna orang, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, atau kata benda abstrak.
    Contoh:

رَجُلٌ (rojulun) = seorang lelaki,

أَسَدٌ (asadun) = singa,

زَهْرَةٌ (zahrotun) = bunga,

قَمَرٌ (qomarun) = bulan,

القاَهِرَةُ (Alqoohiroh) = Kairo,

يَومٌ (yaumun) = hari,

اِسْتِقْلالٌ (istiqlaalun) = kemerdekaan.

.
Kita dapat mengenal isim pada kalimat dengan ciri-ciri berikut:

    • Berakhiran kasroh, seperti أنا في البَيْتِ, maka kata البيتِ adalah isim, sebab berakhiran kasroh.
    • Berakhiran tanwin, seperti رأيتُ رَجُلاً, maka kata رَجُلاً adalah isim, sebab berakhiran tanwin.
    • Diawali dengan alim lam, seperti الشمسُ شرقَتْ, maka kata الشمسُ adalah isim sebab diawali alim lam.
    • Di dahului huruf jar (kata depan), seperti نَظَرْتُ إلى السماء, karena إلى merupakan huruf jar, maka kata setelahnya yaitu السماء adalah isim.

  1. Fi'il (الفِعل) = kata kerja.
    Yaitu kata yang menunjukkan suatu makna yang berkaitan dengan waktu (lampau, sekarang, dan akan datang).
    Contoh:

كَتَبَ (kataba) = dia (lk) telah menulis.

يَكْتُبُ (yaktubu) = dia (lk) sedang/akan menulis.

  1. Huruf (الحرْفُ) = kata depan, kata penghubung, atau kata sambung.
    Yaitu kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain.
    Contoh:

مِنْ (min) = dari,

إلى (ila) = ke,

فِي (fi) = di,

بِ (bi) = dengan,

وَ (wa) = dan,

أوْ (aw) = atau,

ثُمَّ (tsumma) = kemudian, dll.





Pertanyaan:
1. Apa pengertian ilmu nahwu?
2. Sebutkan contoh-contoh isim, fi'il, dan huruf! (selain contoh-contoh di atas)

»»  read more

Followers