Sabtu, 06 Juni 2009

Analisis Pidato Obama: Bersahabat Dengan Islam?

aHTI-Press. Sejak berkobarnya Perang melawan Teror, citra Amerika di mata dunia umumnya, dan dunia muslim khususnya sangat buruk. Pidato Obama memiliki satu tujuan utama: menarik simpati umat Islam dengan berusaha meyakinkan pendengarnya bahwa Amerika tidak berperang melawan Islam, Islam bukanlah sumber masalah, dan Islam merupakan mitra penting bagi Amerika dalam menyelesaikan konflik dengan mempromosikan perdamaian paska 911. Obama ingin agar hubungan AS dengan dunia Islam memulai babak baru untuk memutus rantai kecurigaan dan ketidakpercayaan. Bagaimanapun menurut Obama, Islam dan Amerika memiliki kesamaan prinsip yaitu keadilan dan kemajuan, toleransi dan penghormatan terhadap kemanusiaan. Untuk menekankan pesan-pesannya, Obama pun tidak segan-segan mengutip Al Quran di samping Injil untuk menunjukkan penghargaannya terhadap Islam. Seperti biasanya, Obama pun kembali mengingatkan pendengar bahwa ia dibesarkan di masyarakat muslim. Ia juga membagi pengalamannya bekerja dengan warga muslim Chicago dalam perjalanan karirnya di sana.

Pada awal pidatonya, Obama dengan sangat bersemangat mengingatkan dunia terhadap masa keemasan dan kontribusi peradaban Islam masa lalu bagi dunia seperti pendidikan, arsitektur, sains, persamaan ras dan toleransi keberagaman yang terekam dalam sejarah Islam Andalusia. Peradaban besar ini, kata Obama, membuka jalan terjadinya Renaissance Barat. Kembali ke masa kini, Obama lalu menggambarkan kontribusi kontemporer warganegaranya yang beragama Islam dalam kehidupan Amerika.

Setelah memuji Islam dan muslim, Obama lalu mengajak pendengarnya untuk juga melakukan hal yang sama terhadap Amerika. Ketika Obama berusaha menolak stereotipe negatif di Amerika, Obama pun berharap agar umat muslim menghapus persepsi mereka yang keliru tentang Amerika. Amerika, cetus Obama bukanlah imperium yang egois. Justru Amerika adalah sumber kemajuan yang belum pernah disaksikan manusia sebelumnya. Selama dua ratus tahun lebih Amerika berjuang untuk menegakkan ide bahwa siapapun mereka semua diciptakan sejajar. Dan ini pun terbukti bahwa seorang Barack Obama, yang berasal dari kultur yang berbeda, mampu terpilih sebagai Presiden Amerika. Namun menurut Obama, kisah dirinya bukanlah pengecualian. Ia lalu sebutkan bagaimana 7 juta warga muslim Amerika pun mampu menikmati penghasilan dan pendidikan yang lebih tinggi dari rata-rata.

Obama lalu menekankan bagaimana toleransi Amerika terhadap Islam dengan banyaknya masjid dan adanya perlindungan hukum terhadap hak muslimah untuk mengenakan kerudung di sana. Maka tandas Obama, tidak ada alasan bagi Amerika dan Islam untuk tidak mampu bekerjasama karena semua mengingingkan hal yang sama: hidup dengan damai dan aman, pendidikan yang baik dan pekerjaan yang layak, kecintaan terhadap keluarga dan Tuhan.

Setelah itu, Obama berusaha menunjukkan ada berbagai isu atau sumber ketegangan yang memang harus dihadapi secara bersama-sama, yaitu:

  • Kaum Ekstrimis yang menggunakan Kekerasan
  • Ketegangan di Timur Tengah, Arab, Israel, dan komunitas Palestina
  • Senjata Nuklir Iran
  • Demokrasi dan nilai universal
  • Kebebasan Beragama (kekeliruan menggandeng toleransi islam dengan inquisition)
  • Hak Perempuan
  • Pembangunan Ekonomi dan Kesempatan (dalam konteks globalisasi, pendidikan, sains dan teknologi, ekonomi, budaya)

Kaum Ekstrimis yang menggunakan Kekerasan (dalam segala bentuknya)

Menekankan kembali bahwa Amerika tidak sedang dan tidak akan berperang melawan Islam. Namun ia akan memerangi kaum ekstrimis yang menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuannya. Bagi Amerika, al Qaeda harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang membunuh warga Amerika yang tidak berdosa pada kasus 911 dan ini adalah harga mati. Amerika juga tidak ingin menduduki Afghanistan selama kaum ekstrimis bisa dihapus.

Komentar :

Pertanyaannya, benarkah Al Qaeda satu-satunya yang bertanggungjawab? Mengapa penyelidikan WTC tidak tuntas? Bagaimana dengan warga negara sipil Pakistan dan Afghanistan yang menjadi korban serangan pesawat tidak berawak atas perintah Presiden Obama sendiri? Di sini ada masalah yang sengaja ditutup-tutupi karena parameter atau ukuran menghentikan ekstrimisme dengan kekerasan tidak jelas sehingga bisa jadi masih memerlukan keberadaan militer dalam waktu yang lama. Dengan begitu bukankah itu sama saja dengan pendudukan. Justru apabila Obama memang ingin menunjukkan kekuatan ideologinya, ia tidak perlu menggunakan kekerasan. Bukankah di pidatonya ia juga mengutip Thomas Jefferson, yang berkata: “I hope that our wisdom will grow with our power, and teach us that the less we use our power the greater it will be.” Kenyataannya, Obama –meski ia berusaha nampak bijak dalam pidatonya– justru menaikkan jumlah tentara AS yang akan dikirim ke Afghanistan. Artinya, bijaknya Obama nampak tidak lebih dari sekedar kata-kata )

Dalam hal Iraq, Obama berjanji akan menarik pasukannya pada tahun 2012, dan ia tidak memiliki keinginan untuk bertahan disana, membangun pangkalan militer, atau pun menghisap kekayaan Iraq.

Komentar :

(Untuk mengontrol negara lain, Amerika memang tidak harus bercokol di sana, namun cukup mendudukkan antek-anteknya saja)

Obama juga menegaskan bahwa ia menggulung Guantanamo dan melarang penyiksaan.

Komentar :

(Namun jangan lupa, Amerika selalu bisa menggunakan negara ketiga untuk menyiksa).

Dalam poin pertama ini, Obama berusaha keras menunjukkan komitmen dan kebijakan yang ia buat dan ia berharap agar umat Islam melakukan komitmen yang sama dengan mengucilkan kaum ekstrimis.

Ketegangan di Timur Tengah, Arab, Israel, dan komunitas Palestina

Obama kembali menegaskan hubungan yang erat antara AS dan Israel. Kisah tragis kaum Yahudi selama perang dunia II tidak boleh dilupakan. Namun nasib bangsa Palestina juga tidak boleh dibiarkan terlunta-lunta.

Untuk bisa menuju kedamaian di Timur Tengah, Obama ingin agar Israel menghentikan aksi perluasan tinggal baru (settlement) warga yahudi di tanah yang dimiliki warga palestina, memastikan agar warga palestina bisa bekerja dan hidup dengan damai, dan memajukan taraf hidup mereka sebagai prasyarat perdamaian. Di samping itu, Hamas juga harus meninggalkan aspirasinya untuk menghancurkan Israel, menghentikan kekerasan, dan mengakui keberadaan Israel.

Komentar :

(Obama seakan lupa bahwa warga yahudi pun masih bisa hidup dibawah kekuasaan Islam. Isu mengenai hak untuk kembali bagi para pengungsi Palestina juga tidak disebutkan. Apa yang Obama minta bagi umat untuk mengakui keberadaan Israel berarti pengakuan terhadap penjajahan. Bukankah ini merupakan antitesis dari prinsip kemerdekaan yang konon Amerika junjung tinggi? Apakah ini merupakan refleksi dari sejarah AS yang menjajah bangsa Indian dulu? Berikutnya, mengapa warga Palestina harus menanggung akibat tindakan kekerasan Eropa terhadap kaum Yahudi di Eropa masa itu? Hubungan ‘budaya yang erat’ antara AS dan Israel yang Obama sampaikan –sebagai alasan komitmen AS terhadap Israel– juga tidak akurat, karena ‘hubungan’ itu sebenarnya adalah hubungan yang masih relatif muda, yang dijalin sebagai kepentingan AS untuk menempatkan pengaruhnya di Timur Tengah melalui Israel. Sebelum Israel terbentuk, kaum Yahudi di AS termasuk kaum yang mengalami diskriminasi budaya dan politik di AS)

Senjata Nuklir Iran

Mengenai senjata nuklir, Obama mengutip perilaku antagonistik Iran terhadap AS. Namun, alasan terkuat Obama untuk melarang senjata nuklir Iran adalah menghindari perlombaan senjata di Timur Tengah. Obama juga menyatakan komitmen dia untuk mencapai kondisi dimana tidak ada satu negara pun yang kelak akan memiliki senjata nuklir

Komentar :

(Untuk terlihat obyektif sehingga tidak terlihat memiliki standar ganda, tentu ucapan ini masuk akal. Namun, ucapan ini sebenarnya tidak berbobot karena apakah mungkin AS mengorbankan arsenal nuklirnya sebagai komitmen obama untuk melahirkan dunia yang bebas nuklir? Kedua, bagaimana dengan Israel dan mengapa tidak diselidiki lebih lanjut? Mengapa hanya Iran?)

Demokrasi dan nilai universal

Berbeda dengan Bush yang menekankan komitmennya untuk menyebarkan demokrasi, Obama memulai dengan pernyataan bahwa penerapan sistem pemerintahan tertentu tidak boleh didikte oleh suatu negara terhadap negara manapun. Namun demikian, Obama percaya bahwa hal-hal berikut bernilai universal: kebebasan berpendapat, kepercayaan terhadap supremasi hukum dan administrasi negara yang tidak pilih kasih, pemerintahan yang transparan dan tidak mencuri dari rakyat, dan kebebasan untuk memilih jalan kehidupan masing-masing. Ini semua, menurut Obama, bukan milik Amerika semata, namun adalah milik dunia yang Amerika akan bela dimanapun berada. Obama lalu menyatakan bahwa Amerika akan menghargai pemerintahan yang terbentuk oleh pemilu yang damai, cinta perdamaian — selama ia memerintah dengan menghargai semua hak warganegaranya. Obama lalu menceramahi dunia Islam untuk berkuasa dengan mengambil simpati rakyat, bukan dengan ancaman; menghormati kaum minoritas, memiliki sikap toleransi dan siap berkompromi.

Komentar :

(Ini tentu kedengaran aneh, karena Obama berpidato di Mesir yang banyak sekali melanggar ‘nilai-nilai’ yang baru saja Obama ucapkan. Di sisi lain, pemerintahan Hamas lahir karena pemilu yang damai. Memang benar bahwa Hamas bukan pemerintahan yang ‘cinta damai’ dengan memerangi Israel. Namun bukankah hal ini juga dilakukan Amerika yang pemerintahnya dibentuk dengan pemilu yang damai, namun toh tidak ragu untuk menggunakan aksi kekerasan dalam membunuh warga sipil di iraq, afghanistan, dan pakistan dengan dalih ‘memburu ekstrimis’? )

Kebebasan Beragama

Obama mengkritik sikap sebagian umat Islam yang mengukur tingkat keyakinan agamanya dengan cara menolak keabsahan keyakinan pemeluk agama lain, seperti kristen maronit di Lebanon dan Kristen Koptik di Mesir. Demikian juga persaingan suni dan syiah di Iraq juga perlu dihentikan karena kerap berakhir dengan kekerasan yang tragis. Obama juga menyatakan komitmennya untuk mempermudah warga muslim AS dalam membayar zakatnya, yang memang dipersulit terutama paska 911. Obama lalu mengkritik sekutu Baratnya yang masih phobia dengan busana muslimah. Setelah itu Obama memuji Peran Turki dan Saudi Arabia dalam mensponsori dialog antar agama.

Komentar :

(Obama sempat membuat kekeliruan dalam mengutip sejarah ketika membuktikan toleransi islam dengan mengambil contoh inquisition. Sebenarnya, Obama juga tahu bahwa memiliki keyakinan tidak mutlak berakhir dengan kekerasan. Apa yang terjadi pada Maronit dan Koptik perlu dilihat konteks sejarahnya dimana Maronit sempat berkolaborator dengan Israel dalam pembantaian warga palestina di Shabra dan Shatila. Dalam hal dialog antar agama, agenda yang hendak dicapai sebenarnya adalah pluralisme dengan ujung bahwa semua agama adalah benar. Hal ini tentu tertolak dengan keyakinan Islam. Namun, dialog yang berujung kepada pluralisme bisa subur pada wilayah yang diterapkan paham sekularisme, karena keyakinan diserahkan kepada individu masing-masing dan keyakinan tersebut tidak boleh memiliki andil dalam mengatur kehidupan publik)

Hak Perempuan

Obama menyatakan secara tegas bahwa isu perempuan bukan isu Islam saja, namun juga isu bagi Amerika dan negara2 lainnya di dunia. Untuk itu Obama mendukung kemajuan perempuan selama itu adalah pilihan kaum perempuan sendiri. Obama juga tidak setuju bahwa perempuan harus melakukan hal yang sama dengan pria dalam rangka mencapai kesetaraan.

Komentar :

(Pernyataan Obama ini perlu dikaitkan dengan keterlibatan asing yang mendanai LSM di negeri2 muslim yang aktif menyuarakan isu kesetaraan jender)

Pembangunan Ekonomi dan Kesempatan (dalam konteks globalisasi, pendidikan, sains dan teknologi, ekonomi, budaya)

Mengenai globalisasi, Obama pun menyadari kontradiksi yang terjadi. Di satu sisi timbul penyebaran tampilan seksual dan kekerasan, namun di sisi lain memberikan ruang kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup. Akibatnya terjadi pergeseran sosial dan perombakan nilai tradisional, identitas, dan relijiusitas, tidak hanya di dunia Islam, tetapi juga di AS. Namun menurut Obama, kemajuan tidak harus menelantarkan nilai, yang terbukti seperti di Dubai dan Kuala Lumpur. Di AS sendiri, Obama menunjukkan kontribusi aktif dari warga muslim AS dalam bidang pendidikan

Komentar :

(Ucapan Obama ini juga perlu dikaitkan dengan aktifitas LSM di negeri muslim yang secara aktif berusaha merubah tatanan nilai tradisional Islam secara sengaja. Artinya perubahan nilai tidak terjadi begitu saja, namun ada unsur kesengajaan yang diagendakan).

Dalam pendidikan, Obama berusaha meningkatkan kerjasama dalam pertukaran pelajar dengan menerima pelajar terbaik dari dunia islam untuk hidup di Amerika, menyeponsori guru dan muridnya untuk bisa belajar dari jarak jauh, dan membangun jaringan anak muda dari Kansas hingga Kairo.

Komentar :

(Di sini memang terjadi konflik peradaban, entah disadari atau tidak oleh Obama. Sebagaimana yang diutarakan oleh ibn Khaldun, bahwa yang lemah cenderung mengekor kepada yang kuat. Pengiriman mahasiswa muslim ke negeri Barat sebagai peradaban yang dominan cenderung menghasilkan mahasiswa muslim yang kebarat-baratan)

Obama juga berniat untuk membuka pusat sains dan inovasi di Afrika, Timur Tengah, dan Asia Tenggara untuk mempercepat transfer teknologi di negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim. AS juga akan bermitra dengan OKI untuk menghapus polio.

Komentar :

(Sains dan teknologi sebenarnya netral. Namun perlu diingat bahwa jangan sampai umat Islam cukup puas sebagai pengguna teknologi)

Akhirnya, Obama lalu mengajak dunia Islam untuk menghadapi semua tantangan secara bersama-sama. Obama optimis bahwa ini bisa terjadi kalau dibarengi dengan keinginan yang kuat untuk membuka lembaran baru dengan mengingat masa lalu. (Rusydan)


Comments :

0 komentar to “Analisis Pidato Obama: Bersahabat Dengan Islam?”

Posting Komentar

KIrimkan Komentar anda tentang Artikel Ini