Baru-baru ini dikabarkan kepala koordinator dan juru bicara partai ini Mohiuddin Ahmad telah ditangkap. Dia adalah seorang dosen di Institute of Business Administration (IBA) Dhaka. Mohiuddin saat ini berada di bawah pengawasan ketat aparat rezim diktator Bangladesh. Polisi mengepung kediamannya di Jalan Hijau di Dhaka.
Sementara itu, polisi rezim sekular Bangladesh pada hari Ahad telah menyita peralatan dan bahan-bahan kantor pusat Hizbut Tahrir di Dhaka.
Komisaris Deputi Kepolisian Mahid Uddin mengatakan kepada wartawan, "Dokumen-dokumen yang disita dari kantor menunjukkan bahwa mereka sangat terorganisir."
"Kami juga menyita beberapa buku tentang hukum dari kantor. Sepertinya mereka mempelajir subjek."
Pemerintah Bangladesh melarang Hizbut Tahrir untuk beroperasi di negara tersebut Kamis lalu dan menuduh kelompok tersebut mengancam keamanan nasional. Namun, tuduhan ini dibantah oleh pimpinan Hizbut Tahrir setempat dan mengatakan bahwa larangan atas Hizbut Tahrir karena keaktifannya mengungkap persekongkolan pemerintah dengan asing.
Setelah pengumuman pelarangan itu, pihak kepolisian juga menghentikan konferensi pers yang digelar oleh pimpinan Hizbut Tahrir pada hari berikutnya.
Polisi melakukan penggerebekkan ke kantor pusat di Purana Paltan mulai siang hari hingga sore, Ahad, 25/10/09.
"Bahan-bahan yang sedang disita dari kantor pusat Hizbut Tahrir itu dengan izin pengadilan," kata petugas kepolisian Palta, Mujibr Rahman.
Sebuah komputer, buku, poster, file, lemari, kamera video disita dalam penggerebekan tersebut. Tetapi hard disk dalam komputer tidak ditemukan, kata polisi.
"Organisasi telah dilarang di sejumlah negara, termasuk Turki, karena keterlibatan mereka dengan kegiatan teroris," tuduhan pejabat negara tersebut, Sobhan Sikder Abdus, setelah mengeluarkan larangan pada hari Kamis.
Tentu saja, tuduhan tersebut tak berdasar dan terlalu dipaksakan. Siapa pun tahu, gerakan ini tak pernah menggunakan kekerasan dalam perjuangannya untuk menerapakan Islam sebagai solusi tuntas atas persoalan yang menimpa dunia hari ini.
"Kami juga telah memantau kegiatan mereka untuk waktu yang lama. Sepertinya kegiatan organisasi ini mengancam keamanan nasional," kata Sikder.
Hizbut Tahrir adalah organisasi militan kelima yang dilarang di Bangladesh, menurut sekretaris rumah.
Mohiuddin Ahmed, koordinator dan juru bicara Hizbut Tahrir di Bangladesh, dan asiasi professor dari Institute of Business Administration (IBA), menegaskan setelah pelarangan, "Pemerintah telah melarang kami karena kami memiliki bukti bahwa pemerintah sendiri memiliki campur tangan dalam pemberontakan 25-26 Februari lalu," [baca: Alih-alih Menangkap Pemberontak Sadis, Penguasa Bangladesh Malah Sibuk Menahan Para Aktivis HT]
Hizbut Tahrir merupakan sebuah partai politik Islam ideologis yang didirikan oleh Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani di Al-Quds Palestina pada tahun 1953. Partai yang aktif di lebih 40 negara ini bertujuan untuk melanjutkan kehidupan Islam dengan metode penegakkan Khilafah Rasyidah.
Dalam perjuangannya gerakan ini tidak pernah menggunakan kekerasan, tetapi selalu mengedepankan seruan intelektual. Namun, beberapa penguasa korup yang tak mampu menghadapi ajakak debat intelektual kelompok melakukan tindakan yang tidak intelek untuk menghentikan seruan kelompok tersebut [baca: Melarang Hizbut Tahrir: Bentuk Kekalahan Intelektual Rezim Bangladesh Menghadapi Para Pejuang Khilafah].
Semoga Allah Swt. menguatkan iman para pemuda pengemban dakwah di negeri tersebut, dan semoga Khilafah Rasyidah segera berdiri tegak, yang pada saat itulah akan Khilafah akan mengadili para penguasa zhalim atas tindakannya yang telah menyengsarakan rakyatnya. Insya Allah tidak akan lama lagi. [f/z/m/bdnews/syabab.com]
Comments :
0 komentar to “Ikuti Keinginan Amerika, Rezim Diktator Bangladesh Mulai Menangkapi Para Penyeru Khilafah”
Posting Komentar
KIrimkan Komentar anda tentang Artikel Ini