Ibnu Sa'ad telah meriwayatkan dalam ath-Thabaqat dari al-Waqidi… dari Ibnu Abbas, dan Abû Bakar bin Abdurrahman bin al-Haris bin Hisyam, dan Utsman bin Abi Sulaiman bin Jubair bin Muth’im, hadits sebagian mereka masuk kepada sebagian yang lain: … Orang Quraisy telah menulis surat kepada Bani Hasyim agar mereka tidak menikah, berjual-beli dan bergaul dengan kaum Quraisy… Mereka telah memutuskan bantuan barang dagangan dari Bani Hasyim. Bani Hasyim tidak keluar kecuali dari satu musim ke musim yang lain hingga ditimpa kepayahan dan terdengar suara tangisan anak-anak mereka dari balik lembah. Di antara orang Quraisy ada yang senang melihat hal itu dan ada yang tidak senang… Mereka tinggal di lembah itu selama tiga tahun… Adz- Dzahabi dalam at-Tarikh telah menceritakan kabar pemboikotan ini dari Musa bin Uqbah dari Az-Zuhri.
Mengolok-olok dan Mengejek
Ibnu Hisyam berkata dalam Sirah, Ibnu Ishaq berkata; Aku telah dikabari Yazid bin Ziad dari Muhammad bin Ka’ab al-Karzi, setibanya di Thaif, Rasulullah saw. pergi menemui beberapa
penduduk Tsaqif. Mereka adalah para pemimpin dan tokoh-tokoh Tsaqif. Mereka ada tiga orang bersaudara… Kemudian Rasulullah saw. duduk bersama mereka dan mengajak kepada agama Allah. Rasulullah saw. menyampaikan kepada mereka tentang tujuan kedatangannya, yaitu mencari orang yang siap menolongnya, dan berjuang bersama beliau menghadapi siapa saja di antara kaumnya yang menentang beliau. Salah seorang dari mereka berkata, “Aku siap mencabut kain Ka’bah dan membuangnya jika Allah memang
mengutusmu sebagai Nabi.” Yang lain berkata, “Apakah Allah tidak mendapatkan yang lain untuk diutus selain engkau?” ...Kemudian mereka memprovokasi orang-orang pandir dan hamba sahaya untuk mencaci-maki Rasulullah saw. dan meneriakinya dengan kata-kata kotor... Ibnu Hibban mengeluarkan dalam Shahih-nya dari Abdullah bin Amr, ia berkata; …Aku telah hadir bersama mereka dan para pembesarnya berkumpul di al-Hijr, kemudian mereka bercerita tentang Rasulullah saw. dan berkata; Kami tidak melihat perlakuandari laki-laki itu yang menjadikan kami tetap sabar atasnya. Ia menganggap bodoh mimpi-mimpi (hayalan) kami, mencaci maki nenek moyang kami, dan mengejek agama kami; memisahkan jama’ah kami dan memaki-maki Tuhan kami. Kami telah bersabar darinya atas perkara yang agung (serius), atau sebagaimana yang biasanya mereka katakan. Ketika mereka masih bergelimang dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba datanglah Rasulullah saw. Beliau tampak berjalan hingga menghampiri tiang (Ka’bah). Beliau melewati mereka sambil thawaf di Baitullah. Ketika beliau melewati mereka, mereka mengejek dengan beberapa perkataan. Abdullah bin Amr berkata; Aku mengenali pengaruh ejekan itu di wajah beliau, kemudian beliau berlalu. Ketika beliau melewati mereka kedua kalinya, mereka kembali mengejek lagi seperti yang pertama kali, dan aku mengenali pengaruh ejekan itu di wajah beliau, dan beliau berlalu. Kemudian melewati mereka ketiga kalinya, mereka pun kembali mengejeknya seperti tadi. Kemudian beliau bersabda: Apakah kalian mendengar wahai kaum Quraisy! Ingat, demi Allah yang menggenggam jiwa Muhammad, sungguh aku datang kepada kalian untuk memenggal (kalian)….”
Memutuskan Hubungan antara Pimpinan dan Pengikut
Imam Muslim telah meriwayatkan dari Sa'ad, ia berkata; kami pernah bersama Nabi saw., jumlah kami ada enam orang. Kemudian kaum Musyrik berkata kepada Nabi, “Usirlah mereka itu agar tidak lancang kepada kami.” Sa'ad berkata; Sahabat Rasul saw. pada saat itu adalah aku, Ibnu Mas’ud, seorang lelaki dari Hudzail, Bilal, dan dua orang lelaki yang tidak aku kenali namanya.
Kemudian ucapan kaum Musyrik itu mempengaruhi diri Nabi saw., dengan izin Allah. Sehingga Nabi saw. berbicara di dalam hatinya, kemudian turunlah Firman Allah: Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya. (TQS. al-An’am[6]: 52)
Tawar-menawar antara Mabda (Ideologi) dengan Tahta, Harta, dan Wanita
Abû Ya’la dalam al-Musnad dan Ibnu Muin dalam Tarikhnya telah meriwayatkan dengan isnad yang perawinya terpercaya selain al-Ajlah, tapi kemudian ia menjadi orang yang terpercaya. Dari Jabir bin Abdullah ia berkata; Abû Jahal dan segolongan pembesar Quraisy berkata, “Sungguh telah menyebar pada kita urusan Muhammad. Karena itu carilah seorang lelaki yang sangat mengetahui sihir, perdukunan, dan syair. Kemudian ajaklah ia berbicara dan suruh ia mendatangkan penjelasan kepada kami tentang urusan Muhammad.” Maka Utbah berkata, “Aku telah mendengar perkataan tukang sihir, dukun, dan para penyair. Aku mempunyai pengetahuan tentang semua itu, dan tidak akan samar bagi kami jika urusan Muhammad adalah termasuk sihir, perdukunan, dan syair.” Kemudian Utbah mendatangi Nabi saw., dan berkata, “Wahai Muhammad!, siapa yang lebih baik, apakah engkau atau kah Hasyim? Siapakah yang lebih baik, apakah engkau atau Abdul Muthalib? Siapakah yang lebih baik, apakah engkau atau Abdullah?” Maka Nabi tidak menjawabnya. Utbah berkata, “Lalu kenapa engkau mencaci tuhan-tuhan kami dan menyesatkan nenek moyang kami? Jika engkau melakukan hal itu karena ingin tahta, maka kami akan mengikat panji-panji kami kepada engkausehingga engkau jadi pemimpin kami; jika engkau inginkan wanita
maka kami akan menikahkan engkau dengan sepuluh wanita yang bisa engkau pilih dari wanita Quraisy sekehendakmu; dan jika engkau menginginkan harta, maka kami akan mengumpulkan har ta-har ta kami untukmu yang bisa mencukupimu dan keturunanmu.” Rasulullah saw. diam tidak berbicara. Ketika Utbah selesai bicara, Rasulullah saw. membaca: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hâ Mîm. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. (TQS. Fushilat [41]: 1-3); hingga sampai ayat ketiga belas:
Comments :
0 komentar to “KONSISTEN DALAM KEBENARAN (3)”
Posting Komentar
KIrimkan Komentar anda tentang Artikel Ini