Minggu, 09 Agustus 2009

KONSISTEN DALAM KEBENARAN (5)

Mendustakan

Al-Bukhâri dan Muslim telah meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Ketika orang-orang Quraisy mendustakanku (tentang berita Isra Mi’raj), aku berdiri di Hijr (Ismail), maka Allah menampakkan (Baitul Maqdis); (Dalam riwayat lain), maka Allah menampakkan Baitul Maqdis kepadaku. Maka aku mulai memberitahukan kepada mereka tentang tanda-tandanya, sambil melihatnya.”

Al-Bukhâri telah meriwayatkan dari Abi Darda ra., ia berkata,… Nabi saw. bersabda:
Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian tapi kalian berkata, “Dusta engkau Muhammad”, dan Abû Bakar berkata, “Benar engkau Muhammad...” Telah diceritakan sebelumnya, ketika menjelaskan uslub penyiksaan dengan melempar batu, dari hadits Thariq al-Muharibi, bahwa Abû Lahab berkata tentang Rasulullah saw. di pasar Dzil Majaz, “Kalianjangan mengikutinya karena ia adalah pendusta…” (Hadits ini dishahihkan oleh Huzaimah dan Ibnu Hibban).

Propaganda Negatif dan Perlawanan

Ahmad dan ath-Thabrâni dengan isnâd —yang dikomentari oleh al-Haitsami— bahwa tokoh-tokoh perawinya sahih, dari Ummu Salamah ra. dalam hadits yang panjang, ia berkata: …Ketika keduanya (Abdullah bin Rabi’ah dan Amr bin al-Ash, penj.) keluar dari sisinya (an-Najasyi), Amr bin al-Ash berkata, “Demi Allah!, Aku akan mendatangkan berita tentang mereka (kaum Quraisy) besok dengan perkara yang akan membinasakan mereka.” Ummu Salamah berkata; Abdullah bin Rabi’ah, orang yang paling kuat di antara dua lelaki di kalangan kami, berkata kepada Amr bin al- Ash, “Jangan kau lakukan itu, karena mereka masih memiliki hubungan kekerabatan dengan kita, meski mereka bertentangan dengan kita.” Amr berkata, “Demi Allah!, Aku akan memberitahukan kepada an-Najasyi bahwa mereka menyakini Isa bin Maryam adalah seorang hamba.” Ummu Salamah berkata; besok harinya Amr bin al-Ash berkata kepadanya, “Wahai tuan raja!, Mereka mengatakan perkataan yang sangat besar tentang Isa bin Maryam, maka kirimlah utusan kepada mereka, tanyakanlah kepada mereka apa pendapat mereka tentang Isa.” Ummu Salamah berkata; kemudian an-Najasyi mengirim utusan untuk bertanya kepada mereka tentang Isa. Demi Allah kami belum pernah ditimpa dengan masalah seperti itu sebelumnya. Maka orang-orang pun berkumpul, kemudian sebagian mereka berkata kepada yang lainnya, “Apa yang akan kalian katakan tentang Isa bin Maryam jika utusan an-Najasyi itu bertanya kepada kalian?” Mereka berkata; kami akan berkata, “Demi Allah, apa yang difirmankan Allah dan yang dibawa oleh Nabi kami terdapat pada Isa sebagaimana keadaan yang sebenarnya….”
Muslim telah meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas bahwa Dhimad telah datang ke Makkah. Dia berasal dari Azdisyanudah yang bisa meruqyah orang yang terserang ‘angin’.8 Dia mendengar dari penduduk Makkah yang mengatakan bahwa Muhammad itu orang gila…. (al-Hadits).
Ibnu Hibban telah meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dari Ibnu Abbas, ia berkata; Ketika Ka’ab bin al-Asyraf datang ke Makkah, mereka (kafir Makkah) mendatanginya dan berkata, “Kami adalah ahli Siqayah (pengelola minuman di Ka’bah, penj.) dan Sadanah (pemelihara Ka’bah, penj.) dan engkau adalah pemimpin penduduk Yatsrib. Siapakah yang lebih baik, kami atau orang yang hina ini, yang terpisah dari kaumnya (maksudnya Nabi Muhammad
saw. penj.). Ia menganggap dirinya lebih baik dari kami.” Kemudian Ka’ab berkata, “Kalian lebih baik darinya.” Maka Allah menurunkan firman-Nya kepada Rasulullah saw.:
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (TQS. al-Kautsar [108]: 3), dan Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari al-Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. (TQS. an-Nisa [4]: 51)

Menghalangi Hijrah

Al-Hâkim meriwayatkan dalam al-Mustadrak, ia berkata, “Hadits ini shahih isnadnya meski tidak dikeluarkan oleh al-Bukhâri Muslim.” Hadits ini disepakati adz-Dzahabi dari Suhaib, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: Aku telah diperlihatkan pada tempat hijrah kalian yang subur di antara balik Harrah. Tempat itu bisa jadi Hajran atau Yatsrib. Suhaib berkata, Rasulullah saw. keluar menuju Madinah bersama Abû Bakar. Aku bermaksud keluar bersamanya, tapi dihalangi dua pemuda Quraisy, maka aku pun menjadikan malamku itu dengan terus-menerus berdiri, tidak duduk. Mereka berkata, “Allah telah menghalangi kalian darinya dengan kekuasan-Nya, dan aku pun tidak mengeluh.” Kemudian mereka berdiri dan menyuruh beberapa orang agar mengikutiku untuk mengembalikanku, setelah aku berjalan satu barid. Kemudian aku berkata kepada mereka, “Apakah kalian mau kuberi beberapa keping emas, tapi kalian harus membebaskan jalanku dan tidak mengkhianatiku.” Kemudian aku mengikuti mereka kembali ke Makkah. Aku berkata kepada mereka, “Galilah di bawah tiang pintu, karena di bawahnya terdapat beberapa keping emas. Kemudian pergilah menemui si Fulanah, ambilah dua buah perhiasan.” Kemudian aku keluar dari Makkah hingga aku datang menemui Rasulullah saw. sebelum pindah dari Kuba. Ketika melihatku beliau bersabda, “Wahai Abû Yahya, sungguh beruntung jual-belimu.” Beliau menyebutkannya tiga kali. Aku berkata, “Wahai Rasulullah!, tidak ada yang mendahuluiku menujumu seorang pun dan tidak ada yang memberitahukan kepadamu kecuali Jibril. Orang Quraisy sangat bersungguh-sungguh menghalangi Rasulullah saw. untuk behijrah; sedemikian hingga mereka mengumumkan hadiah bagi orang yang dapat membunuh Nabi
saw. dan sahabatnya, atau menahan keduanya. Imam al-Bukhâri telah mengeluarkan dari al-Bara dari Abû Bakar, ia berkata, …”kemudian kami pun berangkat dan orang-orang mencari kami….” Al-Bukhâri juga meriwayatkan dari hadits Suraqah bin Ju’sam, ia berkata, “Utusan-utusan kafir Quraisy datang kepadaku. Mereka akan memberikan tebusan kepada orang yang bisa membunuh atau menahan Rasulullah saw. dan Abû Bakar…. Kemudian aku berkata kepada Rasulullah saw., sesungguhnya kaummu telah menjadikan tebusan untuk membunuh atau menahanmu.” Rasulullah saw. bersabda, “Diamlah di tempatmu, jangan engkau biarkan seorang pun mengikutiku.” Berkata (perawi hadits): “Di pagi hari bersungguh-sungguh untuk membunuh Rasulullah saw., tapi di sore hari ia menjadi pembela Rasulullah saw.”

Comments :

0 komentar to “KONSISTEN DALAM KEBENARAN (5)”

Posting Komentar

KIrimkan Komentar anda tentang Artikel Ini